Kenali Penggunaan Styrofoam dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Gurubagi.com. Bahan styrofoam memang sangatlah membantu dalam mengemas makanan. Bahannya ringan, mudah dibawa, murah dari segi biaya produksi, dan tahan air.
Hal tersebut membuat styrofoam menjadi sangat berguna hingga banyak digunakan untuk membungkus makanan.
Kelebihan tersebut di atas membuat banyak penjual makanan dan restoran yang suka menggunakan wadah makanan berbahan styrofoam.
Akan tetapi, tahukah Anda terdapat kandungan di dalam Styrofoam tersebut yang bisa membahayakan bagi kesehatan tubuh.
Mengenal Kandungan Styrofoam.
Bila ditinjau dari susunan kimianya, styrofoam termasuk ke dalam jenis plastik atau polimer. Bahan ini memiliki kandungan monomer, antara lain stirena, benzene dan formalin yang diketahui dapat memberi sejumlah dampak negatif bagi kesehatan tubuh.
Kandungan stirena, misalnya, dapat mengurangi produksi sel darah merah yang sangat tubuh butuhkan untuk mengangkut sari pati makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
Akibatnya, fungsi saraf seseorang bisa terganggu, sehingga ia akan mengalami kelelahan, gelisah, dan susah tidur.
Stirena juga bisa memengaruhi kondisi janin melalui plasenta ibu dan berpotensi mencemari ASI. Stirena bisa mengontaminasi makanan melalui berbagai cara berikut:
1. Lemak pada Makanan.
Makanan yang mengandung lemak yang tinggi berpotensi lebih besar terkontaminasi stirena daripada makanan yang rendah lemak.
2. Lamanya Penyimpanan Makanan.
Semakin lama makanan Anda simpan dalam styrofoam, semakin banyak kandungan stirena yang berpindah ke makanan tersebut.
3. Panas Makanan.
Semakin tinggi suhu makanan yang ada dalam styrofoam, semakin mudah zat stirena berpindah ke makanan. Hal ini bisa menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, masalah pada kelenjar tiroid, sampai anemia.
Selain itu, kandungan senyawa lain, yaitu benzene dalam styrofoam juga sangat berbahaya. Benzena yang masuk ke dalam tubuh akan tersimpan dalam jaringan darah.
Baca : Kenali Bahaya Menggunakan Botol Minum Plastik Berulang
Kandungan ini tidak dapat larut dalam air, sehingga tidak bisa ikut keluar melalui urin maupun feses, dan akan menumpuk pada lemak di dalam tubuh.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit kanker. Kandungan benzene akan berpindah dengan cepat begitu terkena uap panas dari makanan yang dimasukkan ke dalam styrofoam.
Meskipun demikian, WHO menyatakan bahwa stirena tidak akan menimbulkan bahaya pada kesehatan bila kadarnya tidak melebihi 5000 ppm yang masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan wadah berbahan styrofoam yang sering dipakai hanya mengeluarkan sterina sebanyak kira-kira 0,55 ppm. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menyatakan styrofoam masih aman digunakan untuk makanan.
Cara Mencegah Dampak Buruk Styrofoam
Penggunaan styrofoam memang menjadi pilihan banyak orang dalam mengemas makanan, akan tetapi, tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk meminimalisir atau mencegah tubuh kita terkena dampak buruk dari styrofoam.
Berikut ini cara yang perlu Anda perhatiakn untuk mencegah dampak buruk penggunaan styrofoam.
1. Jangan gunakan styrofoam berulang kali. Setelah satu kali pakai, segera hancurkan dan buang.
2. Usahakan agar makanan tidak langsung bersentuhan dengan styrofoam. Anda bisa memberi plastik, kertas nasi atau daun sebagai alas dari styrofoam.
3. Hindari memanaskan makanan dengan menggunakan wadah styrofoam atau menuang makanan yang masih panas ke dalam wadah berbahan tersebut.
4. Untuk makanan yang berlemak, berminyak, dan menggunakan alkohol, sebaiknya jangan menggunakan styrofoam sebagai wadah.
5. Tidak hanya membahayakan kesehatan, styrofoam juga berperan dalam menyebabkan global warming, karena styrofoam baru bisa terurai dalam jangka waktu 500 tahun. Jadi, usahakan untuk menghindari penggunaan styrofoam ketika membeli makanan
Demikian ulasan mengenai kenali penggunaan styrofoam dan dampaknya bagi kesehatan. Semoga bermanfaat