Pidato Mendikbudristek pada Peringatan Hari Guru Nasional HGN 2021

Pidato Mendikbudristek pada Peringatan Hari Guru Nasional HGN 2021

Gurubagi.com. Pidato Mendikbudristek pada Peringatan Hari Guru Nasional HGN 2021 telah diterbitkan secara resmi pada laman Kemdikbud, Rabu, 24 November 2021.

Pidato Mendikbudristek pada peringatan Hari Guru Nasional menjadi bagian penting dalam upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2021.

Pidato Mendikbudristek tersebut akan dibacakan oleh Pembina Upacara sebagai amanat pada upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional tahun 2021.

Baca : Susunan Upacara Bendera Hari Guru Nasional Tahun 2021

Puncak Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2021 akan diperingati pada hari Kamis tanggal 25 November 2021. Di dalam upaya memperingati momentum Hari Guru Nasional tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memberikan berbagai apresiasi terhadap dedikasi guru.

Salah satu bentuk penghargaan tersebut adalah dengan diselenggarakannya Upacara Bendera Memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2021.

Ketentuan penyelenggaraan upacara bendera tertuang dalam Pedoman pelaksanaan Upacara Bendera Hari Guru Nasional Tahun 2021.

Upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021 akan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2021 pukul  08.00 WIB secara tatap muka, terbatas, dan minimalis.

Penyelenggaraan upacara juga harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara.

Pidato Mendikbudristek pada Hari Guru Nasional 2021

Berikut ini adalah naskah lengkap Pidato Mendikbudristek pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021.

PIDATO
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
PADA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2021

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu.

Ibu dan Bapak guru yang saya hormati dan banggakan,

Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin,

Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal. Guru mau tidak mau menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan. Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa ”makan”,

Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang terdemotivasi. Tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira. Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata ”putus asa”.

Saat sarapan dengan mereka, saya mendengarkan terobosan-terobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok untuk mereka. Dengan penuh percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka.

Disitulah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan, dan kami mendengar.

Guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi, Guru se-Indonesia menginginkan aset terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis. Guru se-Indonesia menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda. Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman.

Sejak pertama kali kami cetuskan, sekarang Merdeka Belajar sudah berubaj dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran. Gerakan ini makin kuat karena ujian yang kita hadapi bersama. Gerakan ini tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Karena itulah, saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan Merdeka Belajar, demia kehidupan dan masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda.

Salam Merdeka Belajar.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om shanti, shanti, shanti om,
Namo buddhaya 

Naskah Pidato sambutan Mendikbudristek dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2021 secara lengkap dalam format PDF dapat di unduh di sini.

Baca : Doa Upacara Bendera Hari Guru Nasional Tahun 2021

Demikian pidato sambutan Mendikbudristek pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan