Buku Kajian Akademik Kurikulum Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka)
Gurubagi.com. Buku Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) telah diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek.
Kajian Kurikulum Merdeka dilakukan dalam rangka mendukung perumusan kebijakan kurikulum yang akan diumumkan oleh Mendikbudristek.
Di dalam kebijakan tersebut, mulai tahun ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan kurikulum baru yang bernama Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi.
Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca. Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi.
Tentu, pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja.
Diperlukan juga berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil.
Akan tetapi, kurikulum juga memiliki peran penting. Kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan.
Oleh karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan guru untuk mengajar dengan lebih baik.
Kajian akademik ini menjelaskan latar belakang, landasan empiris, dan kerangka konseptual yang digunakan dalam merumuskan kebijakan kurikulum dan merancang Kurikulum Merdeka.
Pendahuluan
Setelah berjalan hampir satu tahun ajaran, Kemendikbud telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum darurat.
Hasil evaluasi tersebut secara umum menunjukkan bahwa siswa pengguna kurikulum darurat mendapatkan hasil asesmen yang lebih baik daripada pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosial ekonominya.
Penggunaan kurikulum darurat secara signifikan juga mampu mengurangi indikasi learning-loss selama pandemi baik untuk capaian literasi maupun numerasi.
Kurikulum darurat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap upaya pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi disisi lain, dapat dikatakan bahwa intervensi ini merupakan kebijakan bumper untuk menanggulangi potensi learning loss dan learning gap selama pandemi.
Baca : Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 : Standar Isi PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Dibutuhkan pengembangan kurikulum yang secara komprehensif mampu menghadapi krisis pembelajaran yang menjadi permasalahan akut di Indonesia.
Pada konteks tersebut, kajian akademik pemulihan pembelajaran ini disusun untuk menelaah berbagai alternatif kurikulum yang dapat digunakan oleh satuan pendidikan dengan keragaman karakteristiknya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, mengoptimalkan hasil belajar siswa, serta mengurangi dampak-dampak negatif pandemi Covid-19 bagi pendidikan di Indonesia.
Tujuan
Kajian akademik Kurikulum Merdeka ini bertujuan sebagai berikut.
1. Membangun argumentasi rasional intervensi kurikulum dalam upaya mengatasi krisis pembelajaran di Indonesia
2. Menyusun alternatif kurikulum yang berorientasi pada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar, tetapi tetap mempertimbangkan keragaman karakteristik satuan pendidikan.
3. Menyusun strategi pemilihan alternatif kurikulum bagi satuan pendidikan.
Landasan Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum
1. Perubahan Struktur Kurikulum Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 4 Tahun 2022.
4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025.
5. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 – 2025 (Perpres No 18 Tahun 2020).
6. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020).
Prinsip Rancangan Kurikulum Merdeka
Prinsip perancangan kurikulum perlu ditetapkan sebagai pegangan dalam proses perancangan kurikulum. Prinsip ini digunakan untuk mengambil keputusan terkait dua hal, yaitu rancangan/desain kurikulum yang akan dipilih dan proses kerja atau metode perancangan kurikulum.
Kurikulum yang terbentuk oleh Kebijakan Merdeka Belajar akan berkarakteristik fleksibel, berdasarkan kompetensi, berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan lunak (soft skills), dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia.
Filosofi Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara juga menjadi landasan penting dalam merumuskan prinsip perancangan kurikulum.
Menurut Dewantara, kemerdekaan merupakan tujuan pendidikan sekaligus sebagai prinsip yang melandasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Kemerdekaan sebagai tujuan belajar, menurut Dewantara, dicapai melalui pengembangan budi pekerti.
Budi Pekerti mengarah pada pengembangan kemampuan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learning) yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri menentukan arah belajar peserta didik.
Beberapa prinsip yang menjadi pegangan dalam proses perancangan kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Sederhana, mudah dipahami dan diimplementasikan.
2. Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik.
3. Fleksibel.
4. Selaras.
5. Bergotong royong.
6. Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik.
Buku Kajian Akademik Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) selengkapnya dapat di unduh pada tautan berikut ini.
Demikian Buku Kajian Akademik Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka). Semoga bermanfaat.