Buku Panduan Mudik Lebaran Tahun 2024
Gurubagi.com. Buku Panduan Mudik Lebaran 2024 telah diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Di dalam Buku Panduan Mudik Lebaran 2024 ini berisi rangkuman semua informasi yang dibutuhkan pemudik dalam melakukan mudik lebaran di tahun 2024 ini.
Diharapkan, Buku Panduan Mudik Idul Fitri 2024 ini bisa menjadi pedoman informasi para pemudik di dalam memperhatikan keselamatannya.
Situasi yang kembali normal setelah beberapa tahun terjadi pandemi COVID-19, menjadi faktor yang mendorong banyaknya warga untuk pulang kampung di tahun 2024. Hal tersebut terdata dalam survei pergerakan masyarakat oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Berdasarkan data Kemenhub, momen Lebaran 2024 kali ini akan membawa pergerakan masyarakat secara nasional sebanyak 193,6 juta orang. Angka ini, artinya mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia.
Apabila prediksi itu benar terjadi, maka jumlah pemudik pada Lebaran 2024 akan menjadi rekor tertinggi dibanding mudik pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Antusias masyarakat menyambut Idul Fitri 2024 diharapkan mampu membawa dampak positif, khususnya roda ekonomi yang akan kembali berputar lebih cepat.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momentum dengan daya ungkit ekonomi yang paling besar di Indonesia. Ini karena momentumnya tidak terbatas pada wilayah tertentu, namun dirayakan mayoritas masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Di dalam hal memastikan mudik dan lebaran berjalan lancar, sederet aturan sudah disiapkan pemerintah. Oleh karena itu, semua informasi yang dibutuhkan pemudik telah dirangkum dalam Buku Panduan Mudik Lebaran 2024 ini.
Mengapa Masyarakat Lekat dengan Tradisi Mudik?
Mudik menjadi waktu yang sangat dinantikan masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga besar. Mudik berasal dari Bahasa Jawa yang merupakan singkatan dari Mulih Dilik, yang artinya pulang sebentar.
Sumber lain juga menyebut kata Mudik berasal dari Bahasa Betawi, yakni menuju udik (menuju kampung). Sejarah mudik dimulai jauh sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Mudik lebih dulu menjadi tradisi para petani Jawa untuk kembali ke kampung tinggalnya.
Para perantau kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhur. Momen mudik juga digunakan untuk berdoa memohon rezeki dan keselamatan.
Hingga kini, tradisi mudik di Indonesia dilakukan mayoritas penduduk Indonesia menjelang hari raya keagamaan ataupun hari libur panjang, seperti Idul fitri, Idul Adha, hingga Natal dan Tahun Baru.
Selain di Indonesia, ada beberapa negara lain juga melakukan tradisi mudik. Perbedaannya, mudik di negara lain tidak selalu pada saat memperingati Hari Raya Idulfitri, melainkan pada saat hari besar yang khas di tiap-tiap negara.
Salah satunya, Malaysia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. Negara tetangga ini lazim menyebut Hari Raya Idulfitri dengan istilah Hari Raya Puasa. Masyarakat Melayu di sana juga memiliki tradisi mudik yang kerap mereka sebut “balek kampung”.
Pada umumnya, tradisi balek kampung dimulai – serupa di Indonesia, seminggu sebelum Hari Raya Puasa tiba. Tradisi mudik juga temukan di Turki, yang dilaksanakan jelang Hari Raya Idulfitri. Bagi warga Turki, istilah pulang kampung lebih populer dengan sebutan “Seker Bayram.”
Apa Manfaat Mudik secara Ekonomi?
Fenomena mudik menjadi peluang menggenjot pertumbuhan ekonomi, khususnya di lingkup regional. Manfaat ekonomi ini antara lain sebagai berikut.
a. Memacu pertumbuhan sektor riil
Meliputi mayoritas aktivitas ekonomi masyarakat, seperti makanan, minuman, pusat oleh-oleh, dan kerajinan.
b. Mempercepat redistribusi ekonomi dari kota besar ke daerah
Cash flow yang berlangsung selama mudik akan memiliki multiplier effect untuk menstimulasi aktivitas produktif masyarakat, ditandai dengan tumbuhnya pusat ekonomi baru di daerah, seperti penjualan oleh-oleh di rest area, lokasi wisata, serta sektor riil dan jasa lainnya.
c. Membawa pertumbuhan investasi di pedesaan
Menggerakkan semua sektor ekonomi di bidang peternakan, usaha kecil, industri rumahan, perikanan, dan bidang perdagangan.
Berapa Jumlah Pemudik Tahun Ini?
Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta para pakar dan akademisi di bidang transportasi telah mengadakan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 (Idul Fitri 1445 H).
Untuk Apa Masyarakat Bepergian di Momen Lebaran Kali ini?
Kapan Puncak Arus Mudik Berlangsung?
Khusus Jabodetabek, Berapa Jumlah Pemudik pada Lebaran Kali Ini?
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan, jumlah pemudik di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sebanyak 28,4 juta orang. Pergerakan masyarakat di Jabodetabek berpotensi mencapai 54,31% dari jumlah penduduk Jabodetabek
Hasil Survei 2023 : 18,3 juta orang
Hasil Survei 2024 : 28,4 juta orang
Kemana Masyarakat Jabodetabek Melakukan Mudik?
Jawa Tengah Merupakan tujuan terbanyak masyarakat Jabodetabek melakukan mudik, disusul Jawa Barat, Jabodetabek sendiri, Jawa Timur, dan D.I. Yogyakarta.
Baca : Persyaratan Kualifikasi Pendidikan dan STR Seleksi CASN JF Kesehatan Tahun 2024
Buku Panduan Mudik Lebaran 2024 selengkapnya dapat di unduh pada tautan berikut ini.
Demikian Buku Panduan Mudik lebaran tahun 2024. Semog bermanfaat.