Contoh Tahapan Mitigasi Bencana Gempa Bumi (Pra, Saat, dan Pasca)

Contoh Tahapan Mitigasi Bencana Gempa Bumi (Pra, Saat, dan Pasca)

Gurubagi.com. Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya mengurangi risiko bencana, yang dapat dilakukan melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi bencana berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta.

Salah satu bencana alam yang perlu dilakukan mitigasi bencana dengan segera, yaitu gempa bumi. Gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sehingga kita harus selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana tersebut.

Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang setiap saat dapat terjadi dan menjadi bencana yang paling menakutkan di dunia.

Terdapat ratusan gempa bumi yang sudah menyebabkan jutaan nyawa melayang dan kerusakan hebat di daratan.

Gempa terdahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah adalah gempa yang terjadi di Shensei, Cina, pada tanggal 23 Januari 1556. Gempa tersebut telah merenggut nyawa 830.000 orang dengan kekuatan 8 skala Richter.

Gempa bumi dahsyat juga pernah terjadi di Indonesia, tepatnya di Aceh, pada tanggal 26 Desember 2004. Gempa ini berkekuatan hingga 9,1 skala Richter atau sebanding dengan kekuatan seribu bom atom hingga menyebabkan kematian mencapai lebih dari 227 ribu orang.

Baca : Mitigasi Bencana : Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya

Gempa tersebut mengguncang dasar laut di barat daya Sumatra, sekitar 20 sampai 25 kilometer lepas pantai. Gelombang tsunami dari gempa di Aceh ini, hanya dalam beberapa jam saja sudah mencapai daratan Afrika.

Perlu diketahui bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensi mengalami gempa. Indonesia memiliki kondisi geografis dan geologis unik, sehingga dijuluki negara ring of fire.

Baca : Upaya Mitigasi Bencana pada Korban Letusan Gunung Berapi

indonesia dilalui oleh pegunungan Sirkum dan Mediterania yang menjadikannya titik potensial terjadinya gempa bumi. Hal inilah yang menjadikan kita semua harus selalu waspada terhadap bencana alam yang satu ini, mengingat betapa hebatnya dampak yang ditimbulkan.

Proses Terjadinya Gempa Bumi

Secara umum, proses terjadinya gempa bumi dapat terjadi karena dua hal, yaitu karena pergeseran lempeng tektonik dan akibat aktivitas gunung berapi.

Istilah gempa identik dengan getaran tanah akibat energi yang dilepaskan ke dalam bumi. Gempa bumi diawali dari pergerakan yang terjadi pada titik interior bumi. Bumi akan selalu bergerak dan melakukan pergeseran lempeng.

Apabila terjadi tekanan dan pergeseran, maka ada beberapa bagian dari lapisan di dalam bumi yang sangat rapuh akan menciptakan sebuah pergeseran yang kita rasakan sebagai gempa.

Sebagian besar terjadinya gempa bumi diakibatkan karena tumbukkan antar lempeng atau patahan. Gempa seperti ini disebut sebagai gempa tektonik.

Sedangkan gempa bumi vulkanis terjadi akibat aktivitas magma. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang sulit untuk diprediksi, karena terjadinya gempa ini akibat aktivitas magma yang sangat peka terhadap panas.

Aktivitas magma ini bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi peningkatan keaktifan gunung berapi dan status gunung berapi.

Proses peningkatan panas pada magma yang begitu dinamis ini terjadi karena adanya tekanan pada magma itu sendiri, sehingga menimbulkan gelombang gelombang atau getaran pada kerak bumi.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Berikut ini adalah contoh mitigasi dapat dilakukan dalam menghadapi bencana gempa bumi.

A. Pra Bencana Gempa Bumi

  1. Ikuti prosedur dalam pendirian bangunan, seperti membangun rumah dan gedung. Pembangunan rumah atau gedung yang asal-asalan berpotensi terjadinya tanah longsor dan gempa bumi.
  2. Pahami daerah atau lokasi yang akan dibangun rumah atau gedung, apakah daerah tersebut rawan gempa atau tidak.
  3. Tempatkan perabotan rumah pada posisi yang aman, sehingga tidak mudah jatuh pada saat terjadi gempa.
  4. Miliki alat komunikasi yang tahan gempa, misalnya radio yang menggunakan baterai. Semua alat komunikasi akan tidak berfungsi saat terjadi gempa, kecuali alat komunikasi dengan baterai. Sediakan juga senter yang menggunakan energi baterai.
  5. Sediakan selalu kotak P3K yang dilengkapi dengan obat-obatan yang berfungsi saat penanganan pertama pada korban gempa.
  6. Pahami jalur evakuasi di daerah tempat tinggal, sehingga lebih memudahkan dalam melakukan pengungsian dan penyelamatan diri.
  7. Ikuti simulasi mitigasi bencana gempa bumi agar terbiasa dengan peringatan-peringatan yang diberikan saat terjadi gempa.
  8. Catat nomor-nomor penting yang dibutuhkan pada saat gempa, milsanya nomor rumah sakit.

B. Saat Terjadi Gempa 

  1. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik.
  2. Berlindung di tempat-tempat yang dapat melindungi dari benda-benda yang jatuh, misalnya di bawah kolong meja.
  3. Menutupi kepala dengan bantal atau helm untuk melindungi bagian kepala dari kejatuhan benda.
  4. Berusaha mendekati pintu dan memastikan pintu dapat terbuka saat gempa mereda, sehingga saat ada kesempatan ketika gempa berhenti segera dapat menyelamatkan diri  diri sebelum muncul gempa susulan berikutnya.
  5. Matikan dulu kompor atau api yang digunakan untuk memasak agar tidak timbul kebakaran.
  6. Apabila berada di dalam gedung bertingkat, jangan menggunakan lift untuk menyelamatkan diri, karena saat gempa lift berpotensi rusak sehingga membuat Anda terjebak di dalamnya.
  7. Gunakan tangga darurat dan turun dengan tertib agar tidak terjadi korban saat proses evakuasi di dalam gedung.
  8. Jangan mengungsi dengan berkendaraan, karena gempa bumi akan merusak infrastruktur listrik dan lampu lintas, sehingga yang terjadi adalah kemacetan.

C. Pasca Bencana Gempa Bumi

  1. Keluarlah dari dalam gedung atau bangunan dengan tertib menggunakan tangga darurat. Setelah keluar dari rumah, cari tanah lapang yang luas untuk tempat pengungsian..
  2. Periksa kondisi fisik anda. Apabila ada yang terluka maka segera lakukan pertolongan pertama. Periksa juga kondisi sekeliling apakah keadaan sudah benar-benar aman.
  3. Tetap waspada dengan lingkungan yang baru terjadi gempa. Hindari berada di bawah pohon atau bangunan yang berpotensi roboh, meskipun gempa sudah berakhir.
  4. Memantau informasi dari pihak berwenang, melalui media elektronik tentang perkembangan gempa yang sedang terjadi.

Demikian contoh tahapan mitigasi bencana bempa bumi. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan