Download Buku Panduan Penilaian Tertulis Peserta Didik

Download Buku Panduan Penilaian Tertulis Peserta Didik

Gurubagi.com. Tim Pusat Penilaian,  Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud telah menerbitkan Buku Panduan Penilaian Tertulis Peserta Didik.

Buku panduan penilaian tertulis peserta didik ini berisi panduan bagi pendidik dalam melakukan penilaian tertulis, sehingga pendidik dapat lebih mudah melaksanakan proses penilaian dan dapat lebih memfokuskan bentuk tes yang lebih otentik dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti bentuk tes uraian.

Isi buku panduan ini disusun secara praktis dengan mengaitkan teori dan konsep-konsep penilaian tertulis yang diimplementasikan pada konteks kehidupan sehari-hari.

Buku panduan penilaian tertulis peserta didik terbaru tahun 2020 ini berisi panduan bagi pendidik dalam melakukan penilaian tertulis sehingga pendidik dapat lebih mudah melaksanakan proses penilaian di kelas.

Di dalam implementasinya, banyak pendidik mengalami kendala dalam pengembangan instrumen penilaian tes tertulis.

Kendala tersebut diantaranya: menyusun indikator soal, mengembangkan soal sesuai indikator soal, menyusun soal sesuai dengan level kognitif, menyusun soal tertulis sesuai dengan kaidahnya, serta membuat rubrik penskoran pada soal uraian.

Pengembangan instrumen penilaian tersebut harus memperhatikan validitas dan realibilitas. Validitas berarti instrumen mengukur kemampuan yang seharusnya diukur dan reliabilitas berarti instrumen tes harus konsisten.

Penyusunan Instrumen Penilaian Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan dalam bentuk tulisan. Di dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram, dan lain-lain.

Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama, soal yang tersedia pilihan jawabannya, yaitu soal pilihan ganda, soal dua pilihan jawaban (Benar-Salah, Ya – Tidak), dan menjodohkan.

Kedua, soal yang tidak tersedia pilihan jawabannya yaitu soal isian dan uraian. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes tertulis, meliputi penentuan tujuan, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, telaah, dan revisi.

Di dalam menyusun tes tertulis, pendidik harus menetapkan tujuan tes terlebih dahulu. Tes yang memiliki tujuan untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran peserta didik setelah diajarkan, berbeda jenis dan isinya dengan tes yang memiliki tujuan mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test), penempatan (placement test), atau seleksi.

Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.

Dengan adanya kisi-kisi, dapat dihasilkan soal yang sama (paralel) dari segi kedalaman dan cakupan materi. Komponen kisi-kisi terdiri atas identitas dan matriks.

Identitas meliputi jenjang pendidikan, program/jurusan, mata pelajaran, kurikulum, dan jumlah soal. Matriks berisi kompetensi dasar, materi, indikator soal, level kognitif, nomor soal, dan bentuk soal.

Syarat kisi-kisi yang baik adalah :

  1. mewakili isi kurikulum/kompetensi;
  2. komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
  3. dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang  digunakan oleh satuan pendidikan.

Dari KD tersebut, diidentifikasi materi yang akan diujikan dan dirumuskan indikator soalnya. Di dalam pembuatan soal, pendidik memilih materi esensial.

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan 4 (empat) aspek sebagai berikut.

1. Urgensi

Secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai peserta didik.

2. Relevansi

Materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain.

3. Kontinuitas

Materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antarjenjang.

4. Keterpakaian

Materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi, mata pelajaran, dan satuan pendidikan.

Syarat indikator yang baik adalah sebagai berikut.

  1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.
  2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur.
  3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih.
  4. Dapat dibuatkan soalnya.

Terdapat dua cara dalam perumusan indikator soal, yaitu menggunakan stimulus dan tanpa stimulus. Stimulus dapat berupa wacana/ilustrasi, tabel, grafik, diagram, kasus, dan gambar.

Satu stimulus dapat digunakan untuk beberapa butir soal. Bentuk soal pilihan ganda menggunakan satu kata kerja operasional dan bentuk soal uraian menggunakan satu atau lebih kata kerja operasional.

Dalam penulisan soal tes prestasi belajar, misalnya ulangan harian, tes formatif, sumatif, dan ujian sekolah, penulis soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator soal.

Indikator soal dibuat untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum.

Penulisan soal juga harus memperhatikan kaidah penulisan soal. Selain itu, dalam menyusun soal tidak boleh menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA).

Soal juga tidak boleh bermuatan politik, pornografi, kekerasan, promosi instansi, dan produk komersial.

Buku Panduan Penilaian Tertulis Peserta Didik selengkapnya dapat di unduh pada link berikut.

Unduh

Baca :

Demikian yang dapat kami bagikan mengenai Buku Panduan Penilaian Tertulis Peserta Didik.Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan