Penyebab Munculnya Pelangi Setelah Turun Hujan dan Proses Terjadinya

Penyebab Munculnya Pelangi Setelah Turun Hujan dan Proses Terjadinya

Gurubagi.com. Pelangi (bianglala) adalah fenomena alam yang sering muncul setelah terjadinya hujan. Fenomena alam ini menarik menjadi daya tarik tersendiri, karena keindahan warna yang dipancarkannya.

Setelah turun hujan, tidak akan selalu ada pelangi, sehingga kemunculannya yang sesaat kadang sayang untuk dilewatkan.

Pelangi merupakan suatu gejala optik dan meteorologi yang terjadi secara alamiah di dalam atmosfir bumi.

Terjadinya fenomena alam tersebut akan melibatkan cahaya matahari sebagai sumber cahaya, pengamat, dan tetesan air hujan sebagai mediumnya.

Baca :

Penyebab Terjadinya Pelangi

Penyebab terjadinya pelangi adalah karena adanya pembiasan dari sinar matahari. Pembiasan cahaya atau refraksi merupakan peristwa membeloknya arah rambat cahaya karena melewati medium dengan indeks bias berbeda.

Indeks bias adalah  perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam ruang hampa (udara) dengan kecepatan cahaya pada udara tersebut.

indeks bias juga menunjukkan kerapatan optik suatu medium. Semakin besar indeks bias suatu medium maka akan semakin besar pula kerapatan optik medium tersebut.

Jika cahaya merambat dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat, pembiasan cajaya akan mendekati garis normal.

Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, pembiasan cahaya akan menjauhi garis normal.

Akibat pembiasan cahaya tersebut, maka cahaya yang melewati tetesan air hujan akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini akan membentuk berbagai warna dengan sudut berbeda yang kemudian disebut pelangi.

Pada saat cahaya matahari muncul setelah hujan berhenti, maka cahaya akan menembus tetesan air hujan di udar.

Tetesan air hujan dan udara memiliki indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya matahari akan merambat melalui udara menuju tetesan air hujan yang akan mengalami pembiasan cahaya

Oleh karena itu, pembiasan terjadi karena cahaya mengalami perubahan indeks bias dari udara ke air hujan.

Cahaya matahari yang telah terurai akan mengalami pemantulan saat mengenai dinding tetesan air hujan dan sebagian lainnya akan menembus ke luar tetesan air hujan.

Melalui proses tersebut, nantinya sinar monokromatik akan mengalami pembiasan cahaya saat keluar dari tetesan air hujan dan arah pembiasaanya akan berbeda-beda, sehingga terjadilah apa yang dinamakan pelangi.

Proses Terjadinya Pelangi

Proses terjadinya pelangi meliputi tiga tahap, yaitu pembiasan sinar matahari, pembelokkan cahaya, dan terbentuknya warna pelangi.

Berikut ini penjelasakan mengenai proses terjadinya pelangi secara urut.

1. Pembiasan Sinar Matahari

Pembiasan sinar matahari menyebabkan terjadinya pembelokan cahaya dari udara ke air hujan.

Cahaya matahari merupakan cahaya yang terdiri dari banyak warna (polikromatik). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya yang memiliki panjang gelombang berbeda-beda.

Ketika mengalami pembiasan, masing-masing warna monokromatis cahaya akan mengalami pembiasan dengan arah yang berbeda-beda.

2. Pembelokan cahaya

Pada saat sinar matahari melewati tetesan air hujan, maka sinar tersebut akan membengkok sehingga membentuk berbagai macam warna dengan sudut yang berbeda.

Warna yang berbeda tersebut dihasilkan dari sudut deviasi yang berbeda. Mata manusia sanggup untuk menyerap minimal tujuh warna pada cahaya matahari, seperti yang terlihat pada warna pelangi, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, nila, dan ungu.

3. Terbentuk Warna Pelangi

Warna yang pertama kali dibelokkan saat pembiasan cahaya adalah ungu. Ungu merupakan warna dengan panjang gelombang yang tinggi, sedangkan warna pelangi yang terakhir terbentuk adalah merah. Urutan warna pelangi adalah ungu, nila, kuning, hijau, biru, nila dan merah.

Melalui warna tersebut, maka mata dapat melihat pelangi secara utuh yang disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna.

Pelangi terlihat sebagai busur dari permukaan bumi karena terbatasnya sudut pandang mata. jika titik pandang di tempat yang tinggi, dapat terlihat sebagai spektrum warna yang lengkap berbentuk lingkaran.

Pelangi hanya dapat terlihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tetapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat.

Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari di belakang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat, dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

Demikian ulasan mengenai penyebab munculnya pelangi setelah turun hujan dan proses terjadinya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan