3 Prinsip Pembelajaran Mendalam, Guru Wajib Tahu

3 Prinsip Pembelajaran Mendalam, Guru Wajib Tahu

Gurubagi.com. Pembelajaran mendalam (deep learning) merupakan merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.

Berdasarkan pengertian pembelajaran mendalam tersebut, maka terdapat 3 prinsip pada pendekatan pembelajaran tersebut.

Prinsip Pembelajaran Mendalam terdiri atas berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Prinsip-prinsip Pembelajaran Mendalam ini akan mampu memuliakan guru, siswa, dan pemangku kepentingan pendidikan lain serta memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.

Masing-masing prinsip Pembelajaran Mendalam tersebut akan berkontribusi dalam memberikan pengalaman belajar yang komprehensif dan mendalam.

Melalui pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful akan tercipta ruang bagi siswa untuk menjadi individu yang inovatif, kreatif, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Siswa tidak lagi terjebak pada pembelajaran berbasis hafalan dan akan didorong untuk menggali pemahaman yang mendalam, mengasah kemampuan berpikir kritis, serta mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas.

Prinsip Pembelajaran Mendalam
Prinsip Pembelajaran Mendalam

Berikut penjelasan mengenai 3 prinsip Pembelajaran Mendalam yang wajib diketahui guru.

1. Berkesadaran (Mindful)

Prinsip berkesadaran telah diperkenalkan oleh Ellen Langer pada tahun 1997. Pembelajaran tidak hanya melibatkan pemahaman informasi, tetapi juga bagaimana individu terlibat sepenuhnya secara mental dan fisik dalam proses pembelajaran, membuka diri terhadap pengalaman baru, dan berpikir dengan cara yang lebih terbuka dan fleksibel.

Prinsip ini menitikberatkan pada pembelajaran yang penuh kesadaran, dengan memperhatikan keunikan dan kebutuhan individu siswa.

Berkesadaran artinya pengalaman belajar siswa diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.

Siswa memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

2. Bermakna (Meaningful)

Pembelajaran bermakna telah diperkenalkan oleh David Ausubel pada tahun 1963. Pembelajaran bermakna akan lebih efektif jika informasi baru yang dipelajari dapat dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman yang sebelumnya sudah dimiliki oleh siswa.

Prinsip ini relevan dengan Pembelajaran Bermakna sebagai cara untuk memahami makna, sehingga meningkatkan efisiensi dan retensi jangka panjang. Pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuannya yang akhirnya membentuk pemahaman yang mendalam pada sebuah konsep.

Pada elemen ini, siswa akan didorong untuk memahami alasan serta relevansi materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Bermakna berarti peserta didik mampu menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar siswa tidak hanya sebatas memahami informasi atau penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

3. Menggembirakan (Joyful)

Ahli-ahli pendidikan seperti John Dewey (1936) dan Howard Gardner (1983) menekankan bahwa pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata individu dan mengutamakan pembelajaran yang aktif serta pengalaman langsung baik secara emosional maupun intelektual.

Di dalam elemen ini, guru diminta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus menggugah pemikiran siswa. Menggembirakan artinya tercipta suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi.

Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Misalnya, menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis permainan atau kuis interaktif.

Pendekatan dalam Pembelajaran Mendalam ini berfokus pada pengembangan potensi intelektual, moral, dan fisik peserta didik secara holistik dan terpadu, melalui berbagai dimensi seperti olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik).

Baca : Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam

Demikian 3 prinsip pembelajaran mendalam yang wajib diketahu guru. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan