6 Tradisi Unik Warga Aceh Sambut Hari Raya Idul Fitri

6 Tradisi Unik Warga Aceh Sambut Hari Raya Idul Fitri

Gurubagi.com. Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan hukum syariat Islam secara menyeluruh, perayaan menyambut hari raya  amat sangat terasa di Aceh.

Beberapa masjid Aceh yang bersejarah dilestarikan, bahkan yang telah tersapu tsunami pun dipugar kembali. Begitu juga dengan tradisi umat muslimnya saat menyambut Idul Fitri yang masih terjaga.

Lebaran  merupakan salah satu momen yang selalu kita nantikan sebagai umat muslim. termasuk masyarakat Aceh. Masyrakat Aceh memiliki tradisi yang kental dengan tradisi saat menyambut hari kemenangan tersebut.

Baca : 7 Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri yang Hanya Ada di Indonesia

Berikut ini adalah 6 tradisi unik warga Aceh sambut hari raya Idul Fitri.

1.Meugang

Meugang (dibaca Megang), yaitu tradisi masyarakat aceh saat menyambut Idul Fitri dengan cara  membeli daging, memasak  dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu.

Tadisi Meugang adalah berupa menyembelih kurban berupa kambing atau sapi yang dilaksanakan setahun tiga kali, yaitu sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Tradisi ini merupakan ungkapan syukur pada Allah atas rejeki yang sudah didapatkan selama ini. Perayaan Meugang ini sekaligus menjadi momen penting untuk berkumpul seluruh keluarga.

Warga Aceh yang bertempat tinggal jauh biasanya akan pulang untuk berkumpul menyambut tradisi Meugang ini. Nilai kebersamaan inilah yang ingin ditanamkan oleh para leluhur melalui tradisi Meugang.

2. Kue Timphan

Timphan merupakan kue lebaran khas aceh yang wajib ada saat perayaan Idul Fitri atau Idul Adha. Kue ini biasanya mereka sajikan untuk tamu yang datang berkunjung.

Timphan adalah jenis makanan lembek yang berbalut daun pisang muda dengan berbagai isian. Salah satu kue timphan yang paling terkenal adalah Timphan dengan rasa srikaya.

3. Jak Bak Guree

Jak Bak Guree merupakan tradisi yang menunjukan hubungan silaturahmi antara murid dan guru mengaji atau biasa mereka namakan Guree.

Setelah selesai sholat Ied, mereka bersama-sama datang bersilaturahmi ke kediaman guru mengajinya. Beberapa aneka buah tangan atau bingkisan mereka bawa untuk diberikan guru ngajinya.

Pada umumnya, buah tangan yang mereka bawa, berupa kue berwadah khusus berlilit selendang kain. Hal ini menunjukkan sebagai bentuk terima kasih para murid terhadap guru mengajinya.

4. Takbiran di Meunasah

Pada malam lebaran, para laki-laki biasanya akan berkumpul di meunasah (musola) atau masjid untuk bertakbir.

Pemerintah daerah akan memberikan dana kepada peserta untuk berlomba di malam takbir. Pemenang takbiran ini diambil dari  pserta takbiran paling meriah dan kreatif.

5. Budee Trieng

Budee Trieng adalah kegiatan menyalakan meriam bambu pada malam kedua Lebaran. Budaya Budee trieng ini hingga saat ini masih dilestarikan, karena merupakan warisan budaya masyarakat Aceh.

Meriam terbuat dari bambu ini terispirasi dari masuknya bangsa Portugis ke Aceh. Saat ini meriam tersebut menggunakan berbagai benda, tidak  hanya bambu, seperti drum aspal hingga beton dan bekas gorong.

6. Lontong dan Rendang

Hari Raya Idul Fitri ini tentu merupakan momen penting berkumpul nya keluarga maupun kerabat. Lebaran belum terasa lengkap tanpa ada masakan yang menyertainya.

Masakan lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat manapun sejak dahulu kala. Lebaran untuk masyarakat Aceh sendiri memiliki makanan yang wajib ada saat lebaran. Aceh sendiri memiliki masakan khas yang harus ada yaitu lontong rendang.

Lontong sudah menjadi makanan khas orang Indonesia untuk hari lebaran, termasuk masyarakat Aceh.Lontong merupakan jenis makanan berbahan dasar beras yang terbungkus daun pisang,

Masakan berikutnya yang wajib ada, yaitu rendang. Rendang merupakan masakan yang terbuat dari olahan daging dengan bumbu rempah yang berasal dari daerah Aceh sendiri.

Demikian ulasan mengenai 6 Tradisi Unik Warga Aceh Sambut Hari Raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan