Inilah Tradisi Unik Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Bali
Gurubagi.com. Tradisi dalam menyambut hari raya Idul Fitri pada setiap daerah memiliki ciri dan keunikan tersendiri. Hari raya merupakan momen yang paling umat muslim tunggu-tunggu setelah melaksanakan puasa satu bulan lamanya.
Tradisi umum yang biasa ada untuk menyambut lebaran di Indonesia antara lain adalah mudik, berkumpul bersama keluarga, makan ketupat opor ayam, memebeli baju baru, atau berbagai THR.
Indonesia terdiri dari beragam suku dan daerah. Setiap daerah tersebut memiliki tradisi menyambut lebaran yang berbeda-beda, termasuk masyarakat Bali. Bali terkenal sebagai Pulau Dewata karena keindahannya dengan mayoritas umat Hindu.
Umat Hindu merupakan penganut mayoritas paling banyak di Bali. Meskipun masyarakat Muslim merupakan minoritas pada daerah ini, akan tetapi suasana Idul Fitri di Bali tetap terasa dan berlangsung khidmat.
Saat menyambut hari Raya Idul Fitri, umat Islam Bali memiliki tradsi unik yang sarat akan nilai toleransi. Umat Muslim dan umat Hindu di Bali saling hidup rukun dalam melestarikan kebudayaan menyambut hari raya Idul Fitri.
Masyarakat umat Muslim Bali, memiliki tradisi menyambut lebaran Idul Fitri yang mencerminkan akulturasi dan sikap toleransi umat beragama di pulau Bali.
Tradisi Merayakan Hari Raya Idul Fitri di Bali
Ada dua jenis tradisi unik menyambut Idul Fitri bagi umat Muslim yang berada di Bali, yaitu tradisi Ngejot dan tradisi Pegayaman.
Kedua tradisi tersebut sampai sekarang masih dilestarikan dan akan selalu dihadirkan dalam menyambut hari raya Idul Fitri di Bali.
1. Tradisi Ngejot
Tradisi Ngejot sebenarnya secara umum merupakan tradisi umat Hindu saat merayakan Hari Besar agamanya. Selain untuk saling berbagi, tradisi ini juga sebagai bentuk ucapan terimakasih pada para tetangga.
Ngejot adalah tradisi memberikan makanan khas lebaran kepada sanak saudara dan tetangga, baik Muslim atau non-Muslim, sebagai rasa syukur dan terimakasih.
Ketika Hari raya umat Hindu, tradisi Ngejot ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan nasi campur, urap, dan hidangan khas babi untuk para tetangga terdekat.
Akan tetapi, bagi umat Muslim yang merayakan Idul Fitri, hidangan tradisi Ngejot ini berbeda dengan hari raya umat Hindu.
Umat Muslim Bali akan memberikan menu lebaran seperti, opor ayam. Makanan ini dibagikan selain dengan sesama umat Muslim juga untuk non-Muslim.
Tradisi Ngejot ini merupakan simbol keharmonisan umat beragama di Bali. Meski agama yang dianut berbeda, masyarakat setempat saling menghargai dengan menjalankan tradisi ini.
Tradisi Ngejot terus dilestarikan sebagai simbol kerukunan antar umat beragama sehingga tetap hidup berdampingan dan harmonis. Tradisi ini juga sebagai simbol kemesraan dan tali persaudaraan antara umat Hindu dan umat Islam di Bali.
2. Tradisi Pegayaman
Pegayaman merupakan sebuah desa, yang berada di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Bali. Warga muslim Pegayaman, Bali tetap mempertahankan tradisi Penapean, Penyajaan dan Penampahan jelang Hari Raya Idul Fitri.
Tadisi Penapean bagi umat Muslim Desa Pegayaman merupakan bagian dari peninggalan warisan budaya para leluhur secara turun temurun.
Tradisi ini biasanyan melibatkan ibu-ibu warga Bali untuk membuat masakan makanan lebaran pada salah satu rumah warga.
Baca : 7 Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri yang Hanya Ada di Indonesia
Hari Penapean, merupaka hari bahwa warga Muslim Bali Desa Pegayaman akan membuat makanan jenis tape ketan, untuk menyambut hari Raya Idul Fitri. Tape ketan yang dibuat ibu-ibu ini biasanya tepatnya tiga hari menjelang Idul Fitri.
Setelah hari Penapean, berikutnya adalah hari Penyajaan, yaitu membuat jajan uli. Sedangkan untuk jajanan lainnya yang biasa ada, yaitu dodol, kariadem, dan beberapa jajan lainnya.
Masakan ini biasanya di masak bersama keluarga sejak sehari sebelum lebaran. Jajanan uli ini biasanya masyarakat Bali nikmati bersama tape uli saat hari lebaran, dan merupakan makanan khas saat lebaran.
Hari Panapean, merupakan sehari jelang Idul Fitri. Hari ini warga Muslim Bali memotong hewan dan mengolah daging sapi yang disebut Hari Penampahan.
Tradisi-tradisi tersebut tidak jauh berbeda dengan tradisi adat yang umat Hindu Bali menjelang Hari raya Galungan. Akan tetapi tradisi penapean penyajaan dan penampahan umat Islam wilayah Desa Pegayaman tetap mengedepankan aturan sesuai syariat dalam Agama Islam.
Demikian ulasan mengenai tradisi unik menyambut hari Raya Idul Fitri di Bali. Semoga bermanfaat.