Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA
Gurubagi.com. Penilaian berperan untuk menstimulus capaian pembelajaran yang salah satunya membangun sikap kritis. Penilaian juga merupakan bagian yang utuh dan selaras dengan komponen kurikulum 2013.
Untuk membangun kemampuan Critical Thinking and Problem Solving, instrumen penilaian Kurikulum 2013 diarahkan pada soal berstandar internasional, yaitu Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Terkait hal tersebut, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas telah menerbitkan Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA.
Modul ini merupakan panduan penyusunan soal HOTS mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam sebuah penilaian yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik.
Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA ini menjelaskan tentang strategi penyusunan soal HOTS yang secara garis besar memuat tentang latar belakang, konsep dasar penyusunan soal HOTS, penyusunan soal HOTS mata pelajaran dan dan contoh soal HOTS, strategi implementasi penyusunan soal HOTS.
Diharapkan modul penyusunan soal HOTS Bahasa Indonesia SMA ini dapat menjadi referensi agar kegiatan bimbingan teknis penyusunan soal HOTS berjalan dengan lancar. sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan. yaitu lulusan yang krisis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang dibutuhkan menyongsong abad ke–21.
Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad ke–21, yaitu 4C meliputi:
(1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika–logika yang kritis dan rasional;
(2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara–cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya;
Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang
dibutuhkan menyongsong abad ke–21.
Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad ke–21, yaitu 4C meliputi:
(1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika–logika yang kritis dan rasional;
(2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara–cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya;
(3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan
(4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkapf gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas.
Baca : Download Buku Panduan Penulisan Soal HOTS Tahun 2021
Hasil telaah butir soal yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada Pendampingan USBN tahun pelajaran 2018/2019 terhadap 26 mata pelajaran pada 136 SMA Rujukan yang tersebar di 34 Provinsi, menunjukkan bahwa dari 1.779 butir soal yang dianalisis sebagian besar ada pada Level–1 dan Level–2.
Dari 136 SMA Rujukan, hanya 27 sekolah yang menyusun soal HOTS sebanyak 20% dari seluruh soal USBN yang dibuat, 84 sekolah menyusun soal HOTS di bawah 20%, dan 25 sekolah menyatakan tidak tahu apakah soal yang disusun HOTS atau tidak.
Hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 yang lebih meningkatkan implementasi model–model penilaian HOTS.
Selain itu, hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai siswa Indonesia sangat rendah.
Pada umumnya kemampuan siswa Indonesia sangat rendah dalam: (1) mengintegrasikan informasi; (2) menggeneralisasi kasus demi kasus menjadi suatu solusi yang umum; (3) memformulasikan masalah dunia nyata ke dalam konsep mata pelajaran; dan (4) melakukan investigasi.
Berdasarkan fakta–fakta tersebut, maka perlu adanya perubahan sistem dalam pembelajaran dan penilaian.
Soal–soal yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian siswa untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia bagi guru SMA.
Tujuan
Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman kepada guru SMA tentang konsep dasar penyusunan Soal HOTS.
3. Meningkatkan keterampilan guru SMA untuk menyusun Soal HOTS.
4. Memberikan pedoman bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat dan daerah untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang penyusunan Soal HOT.
Hasil yang Diharapkan
Sesuai dengan tujuan penyusunan modul di atas, maka hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya pemahaman guru SMA tentang konsep dasar penyusunan Soal HOTS.
2. Meningkatnya keterampilan guru SMA untuk menyusun Soal HOTS.
3. Terorganisirnya pola pembinaan dan sosialisasi tentang menyusun Soal HOTS.
Modul Penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA selengkapnya dapat di unduh pada tautan di bawah ini
Demikian yang dapat kami bagikan mengenai modul penyusunan Soal HOTS Bahasa Indonesia SMA. Semoga bermanfaat