Instrumen Supervisi Guru di Masa Pandemi Covid-19

Instrumen Supervisi Guru di Masa Pandemi Covid-19

Gurubagi.com. Instrumen Supervisi Akademik Guru ini kami bagikan sebagai panduan pelaksanaan supervisi  supervisi akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada masa pandemi Covid-19.

Di dalam menyelenggarakan supervisi untuk menilai unjuk kerja guru saat mengelola pembelajaran pada masa pandemi, maka instrumen supervisi akademik ini akan menjadi panduan yang penting bagi Kepala Sekolah.

Instrumen supervisi akademik di masa pandemi ini tentu berbeda dengan instrumen supervisi akademik pada umumnya. Hal ini disebabkan karena pada masa pandemi, pembelajaran lebih banyak dilakukan secara daring dalam bentuk belajar dari rumah.

Oleh karena itu, penilaian kinerja guru dalam bentuk supervisi akademik ini perlu menyesuaikan dengan pembelajaran pada kondisi khusus tersebut.

Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional, yang muaranya kepada peningkatan mutu lulusan peserta didik.

Supervisi akademik adalah upaya membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran.

Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang akan berdampak pada peningkatan kinerja guru–guru di sekolah.

Mengembangkan kemampuan guru tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen, kemauan, atau motivasi guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.

Tanggung jawab pelaksanaan supervisi di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi.

Inti dari kegiatan supervisi adalah membantu guru dan berbeda dengan penilaian kinerja guru, meskipun di dalam supervisi akademik ada penilaian.

Di dalam supervisi akademik menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.

Tujuan Supervisi

Terdapat tiga tujuan supervisi akademik, sebagai berikut. akademik, yaitu sebagai berikut.

Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik–teknik tertentu.

Supervisi akademik dilakukan untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas–kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta didik.

Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas–tugas mengajar, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh–sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Instrumen Supervisi Akademik

Instrumen supervisi akademik merupakan alat yang digunakan oleh supervisor (kepalasekolah) untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran.

Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik sangat tergantung pada kemampuannya dalam memilih, menyusun, dan menggunakan instrumen yang tepat.

Jenis-jenis Instrumen Supervisi Akademik

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Untuk memudahkan pengolahan data, sebaiknya pedoman observasi menggunakan skala penilaian, antara lain; skala angka, skala grafik, skala grafik deskriptif, atau kartu nilai.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara termasuk salah satu alat dalam pengumpulan data yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi tambahan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Untuk kelancaran dan efektifitas proses wawancara diperlukan intrumen dan pedoman wawancara.

3. Daftar Cek/Kendali

Daftar kendali termasuk suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi kondisi nyata dari suatu kegiatan yang terjadi di dalam  kelas secara rinci.

Di dalam memilih instrumen yang tepat, kepala sekolah hendaknya mempertimbangkan hal–hal sebagai berikut: 1) fokus supervisi, 2) tujuan supervisi, 3) teknik supervisi, dan 4) waktu yang tersedia.

Sebagai contoh, supervisi akademik dengan teknik individual kunjungan kelasmenggunakan instrumen perencanaan pembelajaran, instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penilaian pembelajaran.

Di dalam beberapa kasus, instrumen supervisi penilaian pembelajaran dijadikan satu dengan instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran. Pada pelaksanaan supervisi klinis, instrumen dapat dikembangkan bersama antara supervisor dan supervisee.

Banyak Instrumen yang dapat digunakan dalam supervisi akademik. Kepala sekolah selaku supervisor dapat mengembangkan sendiri instrumen supervisi ini sesuai dengan  kondisi sekolah masing masing, atau memilih instrumen yang sudah sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu acuan yang bisa digunakan dalam menyusun atau mengembangkan instrumen supervisi akademik adalah indikator–indikator dalam Penilaian Kinerja Guru.

Dengan mengacu pada indikator Penilaian Kinerja Guru, peningkatan kualitas guru sebagai hasil pemberian bantuan melalui supervisi akademik sedikit banyak dapat diketahui melalui mekanisme Penilaian Kinerja Guru.

Tahapan Supervisi Akademik

Secara umum pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Supervisi, dan (3) Tindak Lanjut Hasil Supervisi.

Aktivitas yang baik harus direncanakan dengan baik, demikian pula halnya dengan supervisi akademik.

1. Perencanaan

Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik antara lain: 1) pengelolaan Kurikulum, 2) persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, 3) pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Isi, 4) peninjauan mutu pembelajaran.

Adapun langkah–langkah penyusunan perencanaan supervisi akademik yaitu:

a. merumuskan tujuan,

b. menetapkan jadwal,

c. memilih pendekatan, teknik, dan model,

d. memilih instrumen.

Agar dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan supervisi sebaiknya perencanaan supervisi memuat:

a. Latar belakang

Latar belakang berisi tentang arti penting supervisi dan alasan perlunya pelaksanaan supervisi akademik.

b. Landasan hukum

Landasan hukum berisi berbagai peraturan yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan supervisi akademik dan peraturan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi supervisi.

c. Tujuan

Tujuan supervisi memuat hal–hal yang diinginkan dari adanya program supervisi dan pelaksanaan supervisi.

d. Indikator keberhasilan supervisi akademik.

Agar supervisi akademik terukur keberhasilannya, perlu dideskripsikan indikator keberhasilan, baik dilihat dari awal, proses pelaksanaan maupun hasilnya. Kriteria keberhasilan merupakan tolak ukur untuk menetapkan tingkat keberhasilan sebuah aktivitas.

Keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik, ditandai ciri–ciri sebagai berikut:

1) Pra–observasi (Pertemuan awal):

  • Terciptanya suasana akrab dengan guru
  • Membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan disepakatinya fokus pengamatan
  • Disepakatinya instrumen observasi yang akan digunakan

2) Observasi (Pengamatan pembelajaran)

  • Dilaksanakan pengamatan sesuai dengan fokus yang telah disepakati
  • Digunakannya instrumen observasi
  • Adanya catatan (fieldnotes) berdasarkan hasil pengamatan yang mencakup perilaku guru dan peserta didik, selama proses pembelajaran (mulai pendahuluan sampai penutup).
  • Tidak mengganggu proses pembelajaran

3) Pasca–observasi (Pertemuan balikan):

  • Terlaksananya pertemuan balik setelah observasi
  • Menanyakan pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung
  • Menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) dan memberi kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya
  • Mendiskusikan secara terbuka hasil observasi terutama pada aspek yang telah disepakati dan memberikan penguatan terhadap penampilan guru
  • Menghindari kesan menyalahkan, usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya
  • Memberikan motivasi bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya
  • Menentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.

e. Sasaran

Sasaran supervisi adalah guru atau tenaga kependidikan yang akan disupervisi.

f. Pendekatan dan teknik supervisi

Pendekatan dan teknik supervisi berisi tentang pendekatan dan teknik yang diiplih dalam pelaksanaan supervisi sesuai dengan kebutuhan.

g. Ruang lingkup supervisi

Ruang lingkup berisi cakupan bidang yang disupervisi, antara lain analisis perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

h. Jadwal pelaksanaan supervisi.

Jadwal supervisi berisi daftar nama guru yang di supervisi serta kapan supervisi tersebut dilaksanakan.

i. Instrumen yang digunakan.

2. Pelaksanaan Supervisi

Pelaksanaan supervisi akademik sangat tergantung pada pendekatan dan teknik yang digunakan. Di dalam pelaksanaan supervisi akademik teknik individual jenis observasi dan kunjungan kelas, pelaksanaan supervisi dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu pra observasi, observasi dan pasca observasi.

a. Pra observasi

Pra observasi adalah tindakan berupa sebelum observasi, guru yang akan disupervisi merasa nyaman dan siap untuk disupervisi. Bentuk kegiatan pra observasi biasanya berupa diskusi yang sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan supervisi perencanaan pembelajaran.

b. Observasi

Observasi adalah aktivitas pengamatan oleh supervisor pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengamatan oleh supervisor mengunakan instrumen yang telah ditentukan sebelumnya.

Meskipun demikian dapat saja supervisor menemukan sesuatu yang menarik di luar instrumen. Temuan berupa kekuatan atau kelemahan guru saat pembelajaran yang tidak terakomodasi dalam instrumen observasi sebaiknya tetap diperhatikan sebagai bahan
penguatan atau umpan balik.

c. Pasca Observasi

Kegiatan pasca observasi adalah proses refleksi dan pemberian umpan balik serta upaya pengkondisiantindakan perbaikan yang harus dilakukan oleh guru yang disupervisi. Kegiatan refleksi dan  ini dapat didokumentasi berupa instrumen wawancara.

Hal penting yang perlu diperhatikan saat memberikan umpan balik dan refleksi adalah bantuan kepada guru yang disupervisi untuk menemukan sendiri hal yang dirasakan kurang, serta memfasilitasi guru untuk mengambil keputusan dan menemukan solusi atas kekurangannya sendiri.

3. Tindak Lanjut Hasil Supervisi

Salah satu langkah penting dalam kegiatan supervisi akademik adalah tindak lanjut hasil supervisi. Supervisi tanpa tindak lanjut tidak memiliki dampak yang berarti dalam perbaikan proses pembelajaran. Tindak lanjut supervisi akademik dapat berupa:

a. Melakukan Evaluasi Hasil Supervisi

Tindak lanjut hasil supervisi merupakan kegiatan yang sangat strategis berkenaan dengan upaya peningkatan mutu proses dan hasil belajar.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tanpa kegiatan tindak lanjut, supervisiyang dilakukan tidak memiliki makna apa pun. Tindak lanjut hasil supervisi meliputi dua kegiatan utama, yaitu melakukan evaluasi hasil supervisi dan menindaklanjuti hasil supervisi.

Evaluasi hasil supervisi merupakan salah satu kegiatan mengolah, menganalisis, menafsirkan, menyimpulkan dari instrumen–instrumen pengumpulan data hasil observasi di kelas.

Materi evaluasi difokuskan dalam pencapaian rencana pelaksanaan supervisi, baik menyangkut fokus supervisi, tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan, teknik supervisi, media, termasuk instrumen supervisi, serta kriteria keberhasilannya.

Hasil evaluasi selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ketercapaian rencana supervisi, sekaligus mengetahui letak permasalahan yang dihadapi.

b. Menindak lanjuti Hasil Supervisi

Berdasarkan hasil analisis evaluasi supervisi akademik, langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil supervisi, yang meliputi : (1) menetapkan alternatif tindakan yang akan ditempuh sesuai dengan kesulitan atau kelemahan yang ditemukan ada pada guru, (2) membuat rencana tindakan yang mencakup kapan, dimana, siapa yang terlibat, serta bagaimana langkah–langkah tindakan tersebut dilakukan.

Berbagai bentuk tindak lanjut hasil supervisi dapat berupa pembinaan secara langsung dan tidak langsung serta pembinaan situasional.

1) Pembinaan secara langsung dilakukan terhadap guru yang memiliki permasalahan yang spesifik dan dipandang efektif dilakukan secara langsung dan segera, misalnya, kesalahan konsep materi, sikap dan tindakan guru yang dipandang memberi dampak negatif bagi peserta didik.

2) Pembinaan secara tidak langsung dilakukan terhadap hal–hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi.

Kegiatan pembinaaan ini sekaligus merupakan upaya untuk memberikan penguatan dan pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru.

3) Pembinaan situasional dilakukan kepala sekolah dalam membina guru diantaranya menganjurkan agar guru:

  • memanfaatkan buku guru, buku peserta didik, pedoman, panduan, serta juknis-juknis yang ada:
  • memanfaatkan alat dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah;
  • memanfaatkan video-video pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya;
  • memanfaatkan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelompok Kerja Guru, MGMP/MGBK, serta organisasi profesi yang ada;
  • memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta berbagai penerbitan yang relevan dengan pengembangan kemampuan
    profesional guru;
  • melakukan banchmarking atau studi banding ke sekolah atau objek lainnya yang relevan; dan
  • melakukan pengembangan guru pembelajar sesuai dengan hasil evaluasi diri dan/atau penilaian kinerja guru.

c. Pemantapan Instrumen Supervisi

Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok antara supervisor dengan guru.

Dengan kegiatan kajian bersama ini, akan diperoleh instrumen yang lebih baik, dengan cara menambah, mengurangi komponen atau aspek pada instrumen, atau memperbaiki deskripsinya. Selain itu bisa juga dengan memperbaiki bentuk instrumennya.

Di dalam memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:

1) Instrumen persiapan mengajar guru meliputi: program tahunan, program semester, Silabus, RPP, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

2) Instrumen supervisi pembelajaran, lembar pengamatan, dan suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).

3) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen non akademik.

Contoh Instrumen Supervisi Akademik Guru di Masa Pandemi Covid-19

Contoh instrumen supervisi guru ini dapat menjadi salah satu referensi Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik pada masa pandemi seperti sekarang ini.

Instrumen supervisi ini dapat dikembangkan dan disempurnakan sendiri oleh Kepala Sekolah sesuai kebutuhan dan kondisi di masing-masing satuan pendidikan.

Contoh instrumen supervisi akademik guru di masa pandemi Covid-19 selengkapnya dapat di unduh pada tautan berikut ini.

 

Unduh

Demikian instrumen Supervisi Akademik Guru di masa pandemi Covid-19. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan