Peranan Pendidikan Kesetaraan dan Ruang Lingkup Permasalahannya

Gurubagi.com. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan negara berkewajiban untuk memberikan fasilitas pendidikan wajib belajar 12 tahun. Faktanya yang terjadi di Indonesia sekarang ini adalah tidak semua warga masyarakat dapat bersekolah secara formal.

Sebagai penopang pincangnya kesetaraan pendidikan tersebut, hadirlah jalur alternatif yang disediakan pemerintah bagi mereka yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan kesetaraan  atau program paket A,B, dan C.

Baca : Pengertian Akreditasi Sekolah, Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Manfaatnya.

Pendidikan kesetaraan merupakan pengganti pendidikan formal atau pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A,B,C dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik.

Peranan dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan

1. Peran Pendidikan Kesetaraan

Peran pendidikan kesetaraan paket A  setara dengan SD, paket  B setara dengan SMP, dan C setara dengan SMA ditujukan bagi masyarakat putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah khusus, dan daerah terisolir yang belum memiliki fasilitas pendidikan memadai.

2. Tujuan Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan kesetaraan secara umum bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan berrnutu kepada warga masyarakat yang seluas-luasnya, sehingga sumber daya manusia (SDM ) masyarakat dapat meningkat .

Sedangkan secara khusus, penyelenggaraan pendidikan kesetaraan bertujuan sebagai berikut.

  • Terselenggaranya layanan pemerolehan pendidikan bagi masyarakat (peserta program paket B dan paket C) yang belum menempuh tingkat lanjutan.
  • Peserta didik program Paket B, dan paket C baik laki laki maupun perempuan dapat mengikuti program pembelajaran dengan mutu yang baik sesuai dengan kebutuhanya.
  • Semua peserta program paket B, dan paket C dapat mengikuti program pembelajaran sesuai dengan rencana dan tidak ada yang putus belajar.
  • Semua peserta didik program paket B, dan paket C dapat menguasai kompetensi akademik dan Keterampilan (pra koperasi) untuk bekal hidup di masyarakat yang di sesuaikan dengan potensi daerah.
  • Memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi akademik dalam rangka meningkatkan ke jenjang yang lebih lanjut.
  • Memberikan persepsi pada masyarakat tentang jalur pendidikan non formal yang memiliki porsi dan tingkat yang setara dengan pendidikan formal.
  • Menurunkan angka anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikannya pada jalur pendidikan formal.
  • Meningkatkan jumlah warga masyarakat yang memiliki tingkat kualifikasi pendidikan menengah setara SMP dan setara SMA.

Ruang Lingkup Permasalahan Pendidikan Kesetaraan

Kendala secara umum yang dihadapi saat mengajak masyarakat yang belum tuntas untuk  menyelesaikan pendidikan lewat pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.

  • Memotivasi mereka dan menjelaskan akan pentingnya pendidikan kepada masyarakat.
  • Perlu memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan terhadap sasaran didik pendidikan kesetaraan.
  • Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang bermasalah, berkaitan dengan berbagai masalah seperti masalah ekonomi, sehingga membuat mereka tidak mampu melanjutkan pendidikannya di pendidikan formal.
  • Pada saat melaksanakan proses belajar warga cenderung  belajar  bermalas-malasan.
  • Cuaca yang kurang bersahabat. Terutama sekali saat-saat musim penghujan. Pada musim penghujan biasanya warga belajar malas keluar rumah untuk diajak belajar.

Di dalam memberikan semangat (motivasi) kepada warga belajar agar tetap senang belajar, maka pengelola program pendidikan kesetaraan diharapkan juga mendirikan Taman bacaan masyarakat (TBM).

TBM dapat menjadi sarana belajar bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan mengembangkan pengetahuan guna memenuhi minat dan kebutuhan belajarnya yang bersumber dari bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya.

Dengan demikian TBM dapat juga berfungsi sebagai ruang publik untuk melakukan sosialisasi diri, termasuk mengenalkan program-program pendidikan nonformal kepada masyarakat.

Pelaksanaan program pendidikan kesetaraan, dalam pelaksanannya tidak lepas dari berbagai permasalahan yang berat.

Berikut permasalahan yang terjadi dalam menjalankan program pendidikan kesetaraan.

1. Permasahan Warga belajar

Permasalahan yang berkaitan dengan warga belajar adalah sebagai berikut.

  • Lokasi tempat tinggal warga belajar saling berjauhan sehingga sulit mendapatkan satu kelompok sebanyak 40 orang warga belajar.
  • Latar belakang sosial ekonomi warga belajar lemah sehingga frekuensi kehadirannya sangat rendah.
  • Tidak jarang kita jumpai pendapat dari para petugas pemerintahan yang menganggap bahwa pendidikan kesetaraan  merupakan pendidikan yang murahan dan tidak memiliki kualitas yang memadai, sehingga mengurungkan niat masyarakat untuk mengikuti penyetaraan.
  • Warga belajar menjadi pencari nafkah keluarga, mereka hanya belajar kalau waktu mengizinkan.
  • Motivasi belajar rendah, mereka berpendapat tanpa belajarpun mereka sudah mendapatkan uang.
2. Permasalahan Tutor

Tugas tutor bukanlah mengajar tetapi membimbing warga belajar dalam memahami materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, sehingga memerlukan tutor yang paham akan masalah pendidikan.

Masalah yang menghambat pelaksanaan Paket A, B dan C adalah sebagai berikut.

  • Sulit mendapatkan tutor yang memiliki latar belakang keguruan, khususnya tutor IPA dan Bahasa Inggris.
  • Tutor menerima honorarium yang kurang memadai.
  • Usaha peningkatan kemempuan tutor tidak merata, banyak tutor yang tidak pernah ditatar dan tempat tinggal tutor jauh dari warga belajar.

Seorang Tutor untuk mampu melaksanakan tugasnya dengan baik seharusnya melengkapi dengan kebiasaan berikut.

  • Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan belajar.
  • Kemampuan menyusun program prmbelajaran yang berorientasi pada tujuan warga belajar.
  • Kecakapan berkomunikasi agar mampu menggunakan berbagai cara alam pembelajaran.
  • Kemampuan menjalankan program dalam arti kemampuan mengorganisir program.
  • Kemampuan menilai hasil program. Dengan demikian Tutor harus mengalami standar yang harus tercapai pada setiap kurun waktu.
  • Kemampuan menggunakan hasil penilaian dalam usaha memperbaiki program di masa mendatang.
Demikian ulasan mengenai peranan Pendidikan Kesetaraan dan ruang lingkup permasalahannya. Semoga bermanfaat.***

Tinggalkan Balasan