Revolusi Bumi : Pengertian dan Akibatnya Bagi Kehidupan
Gurubagi.com. Pernahkah kalian bertanya, mengapa siklus terjadinya perubahan hari dari zaman dulu hingga sekarang selalu konstan berlangsung selama 24 jam? Kondisi itu bisa terjadi karena sesuatu hal yang dinamakan dengan revolusi bumi.
Revolusi bumi dalam ilmu Geografi dapat diartikan sebagai suatu peristiwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali revolusi disebut kala revolusi.
Lintasan bumi untuk berevolusi itu disebut dengan orbit bumi. Orbit bumi ini berbentuk elips, pada saat berdedar, bumi tidak mungkin keluar jalur dari orbitnya. Orbit bumi berbeda dengan planet lain disebabkan masing-masing planet punya bidang orbit tersendiri.
Selain sebagai lintasan, orbit juga berfungsi untuk menentukan lamanya waktu untuk beredar atau berevolusi. Makin jauh jarak dari matahari, maka semakin lama pula suatu planet berevolusi.
Satu kali revolusi bumi dapat juga disebut sebagai kala revolusi. Bumi melakukan revolusi untuk mengelilingi matahari sambil melakukan putaran rotasi di lintasan atau orbitnya.
Saat mengelilingi matahari, posisi bumi berada dalam kondisi miring 23,5 derajat terhadap garis tegak lurus ekliptika.
Akibat gerak revolusi bumi dan posisi bumi tersebut, terjadi beberapa peristiwa alam yang dirasakan oleh manusia dan penghuni planet bumi.
Berikut ini adalah dampak atau akibat Revolusi Bumi bagi kehidupan.
1. Terjadinya pergantian musim
Dampak dari peredaran bumi yang pertama adalah terjadinya pergantian musim di berbagai belahan. Musim di bumi sendiri terbagi menjadi empat macam, yaitu musim dingin, musim panas, musim gugur, dan musim semi.
Akan tetapi, di Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan saja karena wilayahnya yang dilewati oleh garis khatulistiwa.
Peristiwa pergantian musim ini bisa terjadi karena pada dasarnya matahari tidak terus-terusan menyinari bumi, karena bumi yang terus berputar.
Karena perputaran itu terus berulang-ulang, maka perubahan musim pun akhirnya terjadi sesuai dengan tanggal tertentu, sebagai berikut.
Musim di Wilayah Utara Bumi :
- Musim Semi terjadi pada 21 Maret – 21 Juni
- Musim Panas terjadi pada 21 Juni – 23 September.
- Musim Gugur terjadi pada 23 September – 22 Desember.
- Musim Dingin terjadi pada 22 Desember – 21 Maret.
Musim di Wilayah Selatan Bumi :
- Musim Panas terjadi pada 22 Desember – 21 Maret.
- Musim Gugur terjadi pada 21 Maret – 21 Juni.
- Musim Dingin terjadi pada 21 Juni – 23 September.
- Musim Semi terjadi pada 23 September – 22 Desember.
Sementara di Indonesia yang hanya terjadi dua pergantian musim saja, musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim hujan terjadi dari Oktober hingga April.
Namun demikian, pergantian musim di zaman sekarang ini sudah tidak menentu. Hal tersebut diyakini karena kondisi dari bumi yang juga sudah mengalami perubahan akibat perkembangan zaman.
2. Perbedaan lamanya waktu siang dan malam
Dampak revolusi bumi yang kedua, yaitu terjadinya perbedan lama waktu siang dan malam di berbagai daerah..
Misalnya, di Indonesia umumnya malam hari pada Waktu Indonesia Barat dimulai sejak pukul 18.00 hingga 05.00 WIB. Berbeda dengan negara lain yang durasi malamnya lebih singkat.
Peristiwa revolusi bumi dengan posisi kemiringan sumbu bumi pada bidang ekliptika membuat panjang waktu siang dan malam berbeda di belahan bumi selatan dan utara.
Mulai 23 September hingga 22 Desember waktu siang di bumi bagian utara lebih singkat dibanding bagian bumi selatan karena posisi kutub utara lebih dekat kepada matahari.
Kondisi tersebut berbeda dengan wilayah khatulistiwa yang panjang waktu siang dan malamnya hampir selalu sama atau tak banyak berbeda.
Selain itu, salah satu daerah yang perbedaan durasi siang dan malamnya sangat signifikan di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Di kedua kutub tersebut durasi malam dan siang hari bisa mencapai 24 jam.
3. Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan matahari adalah perubahan posisi dari matahari sepanjang tahun. Gerakan ini disebut gerakan semu karena matahari seolah-olah bergeser dari utara menuju ke selatan atau sebaliknya. Padahal, matahari sesungguhnya tidak bergerak, tetapi bumi yang mengitarinya. .
Gerak semu ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan durasi malam-siang di tiap daerah berbeda, serta pergantian musim di berbagai daerah.
Wilayah yang terpapar sinar matahari lebih banyak akan mengalami siang hari yang lebih lama dan mengalami musim panas, begitu sebaliknya. Jika sinar matahari hanya sedikit, maka malam akan terasa lama dan mengalami musim dingin.
Gerak semu tahunan matahari bisa terjadi karena peristiwa peredaran bumi dan juga rotasi yang dilakukan bumi terhadap sumbunya yang memiliki kemiringan 23,5 derajat. Oleh sebab itu, perbedaan penyinaran matahari tiap wilayah berbeda.
Gerak semu matahari ini terjadi tiap tiga bulan, berikut rinciannya.
21 Maret – 21 Juni
Matahari terletak di garis khatulistiwa dan mulai melakukan pergerakan 23,5 derajat ke arah Garis Balik Utara (GBU).
21 Juni – 23 September
Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa
23 September – 22 Desember
Matahari kemudian bergerak ke arah Garis Balik Selatan dari Garis Khatulistiwa sebesar 23,5 derajat.
22 Desember – 21 Maret
Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa.
4. Gerhana matahari
Jika gerhana matahari terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, maka berbeda dengan gerhana matahari. Gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di tengah-tengah antara matahari dengan bumi.
Posisi tersebut menyebabkan matahari seolah-olah tertutup oleh bulan. Meskipun ukuran bulan jauh lebih kecil dibanding matahari, tetapi karena posisi bulan yang dekat ke bumi membuat bulan bisa menutup matahari sepenuhnya maupun sebagian.
Baca : Pengertian Metamorfosis Sempurna, Fase, Berikut Contoh Hewannya
Gerhana matahari terbagi menjadi empat macam, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, gerhana matahari cincin, dan gerhana matahari hibrid.
5. Perubahan penampakan rasi bintang
Rasi Bintang merupakan suatu kumpulan bintang yang membentuk suatu pola di atas langit. Secara kasat mata, bintang-bintang itu tampak seperti saling berdekatan, padahal sebenarnya letak bintang-bintang itu berjauhan.
Saat malam hari, tampak susunan bintang-bintang di langit, yang jika diamati akan membentuk pola-pola tertentu. Pola bintang tersebut disebut rasi bintang.
Ketika bumi berputar arah timur matahari, kita akan melihat susunan bintang yang ada di sebelah timur matahari.
Jika bumi bergerak ke barat matahari, yang terlihat adalah bintang-bintang di sebelah barat yang pola-pola susunannya berbeda dari sebelah timur.
Akibat atau dampak dari revolusi bumi menyebabkan rasi bintang di tiap wilayah bumi terlihat berbeda dan tampak berubah.
Misalnya, wilayah utara bumi hanya bisa melihat rasi bintang yang muncul di utara, dan selatan hanya bisa menyaksikan rasi bintang yang ada di selatan. Begitu pula dengan wilayah yang lainnya.
6. Gerhana bulan
Gerhana bulan bisa terjadi akibat revolusi matahari karena pada dasarnya ukuran dari matahari lebih besar dibanding planet lainnya, termasuk bumi.
Kemudian ketika bumi melakukan revolusi dan berada pada posisi yang sejajar dengan bulan dan matahari, yang terjadi adalah cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan ditutupi oleh bumi. Alhasil gerhana bulan pun terjadi.
Gerhana bulan ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra.
7. Penetapan Kalender Masehi
Hari, tanggal, bulan, tahun yang kita rasakan sekarang ini sebenarnya didasarkan pada revolusi bumi. Hal itu disebut sebagai kalender masehi.
Kalender masehi ini perhitungannya adalah sebagai berikut.
- Setahun sama dengan 365 seperempat hari. Tetapi ada satu tahun yang 366 hari, itu disebabkan karena logikanya setiap empat tahun seperempat hari itu juga dikalikan menjadi sehari. Tahun yang memiliki 366 hari itu disebut dengan tahun kabisat.
- Durasi satu hari adalah 24 jam.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian revlusi bumi dan dampaknya terhadap kehidupan. Semoga bermanfaat.