Limbah Padat dan Cara Penanganan yang Tepat di Lingkungan

Limbah Padat dan Cara Penanganan yang Tepat di Lingkungan

Gurubagi.com. Semakin padat populasi di suatu daerah, akan semakin besar pula produksi limbah padatnya atau sampahnya.

Cara mengurangi jumlah limbah atau sampah dapat dilakukan dua cara yaitu dengan langkah pencegahan/preventif dan treatmen.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengurangi limbah di lingkungan.

1. Langkah pencegahan/preventif

Proses pengelolahan limbah padat dengan cara pencegahan adalah bagaimana kita mengurangi barang barang yang dapat menghasilkan limbah banyak atau kita mencari alternatif barang lain yang menghasilkan sedikit limbah padat.

2. Langkah treatment

Langkah treatment adalah bagaimana kita mengelola limbah padat yang sudah ada.

Berikut ini beberapa cara mengoalh limbah padat.

a. Penimbunan

Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal,yaitu sebagai berikut.

1. Metode penimbunan terbuka atau open dumping

Metode penanganan limbah padat dengan  penimbunan terbuka ini, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan.

Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Metode ini termasuk metode kuno.

Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar.

Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut. dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

2. Metode metode sanitary landfill

Pada meoide ini, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah.

Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai macam penyebab penyakit.

Metode sanitary landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem lapisan ganda yaitu plastik dan lempung.

Kemudian dibuat pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yagn terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Di Indonesia, tempat penimbunan sampah yang menggunakan metode sanitary landfill masih jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan metode open dumping.

Kelemahan utama penanganan sampah dengan metode penimbunan adalah cara ini memerlukan lahan yang luas. Sampah penimbunan adalah cara ini memerlukan lahan yang luas. Sampah akan terus dihasilkan sementara lahan semakin berkurang.

Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang sangat lama.

b. Insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator.

Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan

Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik untuk memanaskan ruangan.

Baca :

Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet.

Contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan dan baterai.

Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi. Yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

c. Pembuatan Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.

Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi timbunan sampah organik. Kompos juga bergna untuk memeprnaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan.

Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk pada dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah.

Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah Effective Microorganism 4 (EM4).

EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.

EM4 mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, diantaranya Lactobacillus sp, Rhodopseudomonas sp, Actinomyces sp, dan Streptomyces sp, dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.

d. Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya sehingga dapat menjadi sesuatu yang berguna,

Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Contoh beberapa jenis limbah pada yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, plastik, karet, logam berat seperti besi, baja, tembaga dan alumunium.

Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama atau sama dengan produk jenis lain.

Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium lagi.

Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen tertalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, sepert baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil.

Demikian ulasan mengenai limbah padat dan cara penangananya yang tepat di lingkungan. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan