10 Tradisi Unik Menyambut Hari Raya Idul Fitri Berbagai Negara

10 Tradisi Unik Menyambut Hari Raya Idul Fitri Berbagai Negara 

Gurubagi.com. Idul Fitri menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh belahan dunia. Idul Fitri merupakan kesempatan yang baik untuk saling memaafkan satu dengan lainnya. Idul Fitri menjadi sarana yang efektif untuk merekatkan kembali tali silaturahmi antar sesama umat.

Seluruh umat Muslim tanpa memandang status sosialnya akan melebur dalam suasana suka cita menyambut hari raya Idul Fitri.

Ternyata, suasana kemeriahan Idul Fitri dari berbagai negara dihiasai dengan tradisi unik yang berbeda satu dengan lainnya.

Berbagai acara digelar, termasuk menghidupkan kembali tradisi-tradisi unik yang hanya diselenggarakan pada saat hari raya Idul Fitri.

Setiap negara memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut hari raya lebaran. Tidak hanya di Indonesia, ternyata beberapa negara lain juga menyelenggarakan perayaan Idul Fitri dengan caranya masing-masing.

Perbedaan tradisi menyambut Idul Fitri ini menjadikan Idul Fitri semakin berkesan. Berikut ini adalah 10 tradisi unik dalam menyambut Idul Fitri dari berbagai negara.

1. Turki

Ziarah kubur dan festival gula menjadi dua tradisi rutin yang dilakukan oleh umat muslim di Turki saat lebaran tiba.

Berziarah ke makam merupakan tradisi yang wajib dilakukan oleh penduduk Turki, baik tua maupun muda. Tradisi ziarah ini akan dilakukan setelah mereka selesai melaksanakan salat Idul Fitri.

Dengan demikian, tidak heran jika makam-makam di Turki menjadi sangat ramai ketika Idul Fitri, karena banyak peziarah yang datang untuk mendoakan leluhur mereka.

Selain ziarah kubur, tradisi ruin lainnya yang dilakukan oleh penduduk Turki saat lebaran adalah mengadakan festival gula atau dikenal dengan nama seker bayram.

Perayaan Idul Fitri di negara Turki juga dimeriahkan dengan adanya pergelaran musik dan seni tradisional, seperti Caragoz dan Hacivat.

Penduduk Turki akan berbondong-bondong untuk menyaksikan festival tersebut sehingga suasana lebaran menjadi semakin ramai.

Di dalam memeriahkan suasana Idul Fitri, maka penduduk akan Turki akan menghias rumah-rumah mereka dengan hiasan lampu berwarna warni, termasuk sepanjang jalan dan sudut-sudut kota.

2. Afrika Selatan

Afrika Selatan merupakan negara dengan umat Muslim minoritas. Agama mayoritas di negara Afrika Selatan adalah Kristen. Pemeluk agama Kristen di Afrika Selatan sekitar 80 persen dari jumlah total penduduknya.

Sedangkan jumlah pemeluk agama Islam hanya berkisar dua puluh persen dari total populasi penduduk di negara tersebut.

Meskipun Islam merupakan agama minoritas di Afrika Selatan, tetapi masing-masing pemeluk agama saling menghormati satu dengan lainnya.

Toleransi antar umat beragama akan terlihat, salah satunya pada saat perayaan hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri.

Ketika hari raya Idul Fitri tiba, biasanya pemerintah setempat akan menggelar pesta yang akan dihadiri untuk seluruh umat Muslim yang tinggal di Afrika Selatan. Tidak ketinggalan, warga non Muslim juga hadir untuk ikut menikmati pesta Idul Fitri tersebut.

Perayaan Idul Fitri di Afrika Selatan dimulai dengan melaksanakan salat Id secara bersama-sama di masjid.

Akan tetapi, sebenarnya kemeriahan perayaan Idul Fitri di Afrika Selatan justru pada malam sebelum hari raya Idul Fitri.

Ada sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh umat Muslim Afrika Selatan pada malam sebelum lebaran.

Umat muslim di Kota Cape Town, Afrika Selatan, akan berbondong-bondong datang ke puncak bukit Green Point yang berada di tepi pantai. Mereka beramai-ramai melihat posisi hilal yang menandakan berakhirnya bulan Ramadan.

Setelah memastikan hilal terlihat, maka mereka kemudian akan menggelar buka puasa bersama. Selanjutnya, mereka melakukan salat tarawih berjamaah di Masjid Jami Cape Town.

3. Arab Saudi

Di negara Arab Saudi, perayaan Idul Fitri sangat kental dengan kegiatan seni, wisata, kuliner, dan pesta. Berbicara tentang kuliner, jika di Indonesia kita mengenal ketupat menjadi makanan khas lebaran, maka di negara Arab Saudi lebih banyak hidangan makanan yang manis, seperti permen dan coklat.

Ketika lebaran, pusat-pusat perbelanjaan di negara Arab Saudi akan menyelenggarakan berbagai aktivitas dan pertunjukkan seni selama beberapa hari. Jasa desain henna tradisional juga banyak bermunculan ketika Idul Fitri.

Berbagai pertunjukkan seni pun digelar dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri. Parade musik, pembacaan puisi, tari, dan teather merupakan beberapa pertunjukan seni yang sering ditampilkan pada saat perayaan ldul Fitri di Arab Saudi.

Selama lebaran, semua pintu-pintu rumah sengaja dibiarkan tidak dikunci untuk memudahkan umat Muslim saling bersilaturahmi.

Kertas dan pena juga disiapkan di dekat pintu untuk menyambut tamu yang tidak bisa bertemu dengan tuan rumahnya. Tamu tersebut akan mencatat pesan Idul Fitri di kertas yang sudah tersedia.

Ada juga tradisi Eidiyah, yaitu tradisi membagi-bagikan uang kepada anak-anak. Eidiyah ini merupakan hadiah untuk anak-anak pada saat Idul Fitri.

Tidak hanya uang, kadang Eidiyah juga berupa mainan sebagai ucapan terima kasih sudah berpuasa selama bulan Ramadhan dan memberikan semangat kepada anak-anak agar lebih giat berpuasa di tahun mendatang.

4. Cina

Kemeriahan perayaan Idul Fitri akan sangat terasa di dua daerah di Cina, yaitu Xinjiang dan Yunnan. Kedua daerah tersebut dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Islam.

Seperti halnya umat Muslim di negara lainnya, penduduk Muslim di Cina melakukan ibadah salat Id sebagai awal perayaan lebaran. Mereka akan memanfaatkan masjid atau area yang luas untuk beribadah bersama-sama.

Setelah melaksanakan salat Id, maka umat Muslim Cina kemudian bersilaturahmi dengan sanak saudara dan tetangga, saling mengucapkan selamat hai raya Idul Fitri yang dilanjutkan dengan acara makan bersama.

Sesuai silaturahmi dan makan bersama, maka kegiatan perayaan Idul Fitri dilanjutkan dengan mengunjungi makam leluhur. Selain makam leluhur, juga dikunjungi makam tokoh muslim setempat.

Ketika lebaran tiba, maka umat Muslim di Cina mengenakan baju khas lebaran mereka, baik anak-anak maupun dewasa.

Kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah yang berwarna putih, sedangkan kaum wanitanya menggunakan baju hangat dan kerudung setengah ditutup.

5. Jepang

Jika di Indonesia, tradisi lebaran identik dengan suasana kemeriahan, maka lain halnya dengan di Jepang. Jepang merupakan salah satu negara dengan minoritas Muslim.

Lebaran di Jepang tidak semeriah negara yang mayoritasnya umat Muslim, seperti halnya di Indonesia.

Penentuan tanggal 1 Syawal di Jepang sesuai dengan hasil Sidang Isbat yang dilakukan oleh Japan Ruet Hilal Committee. Sidang Isbat berlangsung di Islamic Center Japan dengan dihadiri oleh seluruh organisasi Islam di Jepang.

Penduduk Muslim di Jepang akan merayakan hari raya Idul Fitri setelah mendapatkan pengumuman resmi dari hasil sidang Isbat tersebut.

Kesederhanaan mewarnai suasana lebaran di negeri Sakura Jepang. Di Jepang, tidak ada suara takbiran dan bunyi petasan.

Di sana juga tidak keriuhan anak-anak dalam menyambut lebaran. Jepang merupakan negara yang menjunjung tinggi kesunyian.

Suara adzan maupun takbir tidak akan terdengar keras di Jepang, sebagai bentuk toleransi umat Muslim dengan umat beragama lain di sana.

Karena hari raya Idul Fitri bukan merupakan hari libur di Jepang, maka umat Muslim Jepang dalam merayakannya terbatas oleh waktu.

Mereka tidak bisa berlama-lama merayakan lebaran, karena harus segera melakukan aktivitas lainnya seperti biasanya, misalnya bekerja dan sekolah.

6. India

Berkunjung ke pasar di menit-menit terakhir pada malam menjelang Idul Fitri sudah menjadi tradisi umat Muslim India, yang dikenal dengan Festival Chand Raat. 

Festival ini sekaligus menandai berakhirnya bulan Ramadhan dan hanya digelar pada malam sebelum Idul Fitri.

Festival Chand Raat menjadii semakin meriah dengan adanya bazar-bazar yang memamerkan berbagai pakaian, perhiasan, barang-barang seni, serta beberapa hasil kerajinan. Jasa pembuatan henna juga akan banyak bermunculan pada saat festival berlangsung.

Pasar akan tetap buka sepanjang malam Idul Fitri, karena semakin malam jumlah pengunjung semakin bertambah banyak.

Ketika malam lebaran, pada pedagang dan pemilik toko mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil penjualannya. Makanan yang paling banyak dibeli Muslim India pada malam lebaran adalah malai dan juga krim susu.

Makanan tersebut akan dinikmati oleh penduduk Muslim India bersama-sama dengan keluarga pada saat lebaran.

7. Nigeria

Lebaran di Nigeria dikenal dengan nama Sallah Kecil atau Lebaran Kecil. Ada tradisi unik umat Muslim Nigeria dalam menyambut lebaran.

Mereka akan saling mengucapkan salam Barkah da Sallah, yang dalam bahasa Hausa, kalimat itu berarti “salam sejahtera di hari raya”.

Tradisi saling mengucapan salah tersebut dilakukan seusai umat Muslim Nigeria melakukan salat Id bersama-sama di lapangan atau masjid-masjid terdekat.

Setelah melaksanakan salat Id dan saling mengucap salam Barkah da Sallah, mereka kemudian makan makanan yang  sudah dipersiapkan, bersama-sama dengan keluarga.

Umat Muslim Nigeria memiliki menu khas lebaran yang dinamakan nasi jollof dan sup egusi. Kedua makanan tersebut merupakan jenis makanan yang selalu dibuat oleh penduduk Muslim Nigeria ketika lebaran maupun perayaan hari besar lainnya.

Pada saat lebaran, pemerintah Nigeria menetapkan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional selama dua hari secara berturut-turut.

Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk Nigeria untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing, bertemu dengan keluarga dan sanak saudara.

8.  Suriname

Beberapa budaya dan tradisi Jawa masih dipertahankan di Suriname, salah satunya adalah tradisi dalam menyambut lebaran.

Penduduk Suriname keturunan Jawa memiliki tradisi turun temurun yang unik dalam menyambut lebaran setiap tahunnya.

Tradisi tersebut memiliki kesamaan dengan di Indonesia, antara lain melakukan takbir keliling, tabuh bedug, dan membunyikan petasan.

Di Suriname, penetapan hari lebaran dilakukan menggunakan perhitungan Primbon Jawa peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu.

Suriname merupakan negara di benua Amerika yang menyatakan Idul Fitri sebagai hari libur Nasional, sehingga suasana kemeriahan dalam menyambut lebaran akan sangat terasa di sana.

Seperti halnya di Indonesia, pada saat hari lebaran tiba, warga Suriname akan menjalankan salat Ied di lapangan pusat kota. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan saling bersilaturahmi dan bersalam-salaman.

Sehabis bersalam-salaman, mereka akan menikmati hidangan makanan yang sudah dipersiapkan. Makanan khas yang biasa disiapkan ketika lebaran, yaitu kupat, lontong opor, soto, serta aneka jajanan khas Jawa seperti gethuk, jadah, waji, krupuk, dan peyek.

Anak-anak kecil yang ikut bersilaturahmi dengan kedua orangtua mereka, akan diberi uang recehan untuk membeli jajan. Tradisi dalam menyambut lebaran ini oleh penduduk Suriname disebut dengan Bodo Kupat.

Bodo Kupat merupakan tradisi silaturahmi ke rumah-rumah masyarakat keturunan Jawa di Suriname.

Tradisi ini biasanya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti balap perahu, dan acara hiburan berupa musik, dansa, serta pertunjukkan Jaran Kepang di Balai Desa.

9.  Malaysia

Penduduk Muslim Malaysia memiliki tradisi mudik yang dikenal dengan nama “Balik Kampung“. Di Malaysia, pemerintah setempat menetapkan hari libur cukup panjang pada saat Idul Fitri.

Kesempatan libur ini kemudian dimanfaatkan oleh warga yang bekerja di Kuala Lumpur untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Kuala Lumpur, seperti layaknya kota Jakarta, merupakan kota tujuan untuk bekerja sebagian besar penduduk Malaysia.

Kuala Lumpur selain sebagai pusat ibu kota, juga merupakan pusat bisnis dan tujuan bekerja bagi sejumlah warga wilayah di semenanjung Malaysia (Kelantan, Terengganu, Perlis, Kedah, Perak, Johor), Sabah, dan Serawak.

Suasana kemeriahan Balik Kampung mulai terasa satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri, dengan ditandai peningkatan volume kendaraan dan juga penjualan tiket sarana transportasi. Jalan raya akan dipenuhi dengan kendaraan yang melakukan aktivitas Balik Kampung.

Salah satu hal yang palng menyenangkan dan selalu dirindukan oleh penduduk Malaysia saat lebaran adalah tradisi jamuan raya (open house). Tradisi jamuan raya akan marak terjadi di hampir setiap rumah warga Muslim Malaysia. Mereka akan mengundang kerabat, tetangga, dan teman untuk datang berkunjung ke rumah mereka.

Saling mengunjungi satu dengan lainnya dalam acara jamuan raya ini sekaligus dijadikan sebagai ajang untuk saling meminta maaf dan berbagi cerita serta informasi.

10.  Amerika

Di Amerika, perayaan lebaran sering berbeda antara wilayah satu dengan lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan letak geografis antar wilayah, sehingga masyarakat akan menggunakan metode yang berbeda-beda dalam menentukan awal Syawal.

Penduduk Muslim di Amerika Utara yang berada di wilayah timur bisa jadi merayakan Idul Fitri pada hari yang berbeda dibanding mereka yang berada di wilayah barat.

Pada umumnya, penghujung Ramadhan akan diumumkan melalui e-mail, website, atau sambungan telepon.

Karena sebagian besar umat Muslim di Amerika adalah penduduk imigran, maka biasanya pada perayaan Idul Fitri mereka akan mengenakan pakaian tradisionalnya masing-masing.

Setelah melakukan salat Ied berjamaah, maka umat Muslim di Amerika akan saling memeluk satu sama lainnya dan mengucapkan selamat Idul Fitri.

Mereka kemudian merayakan lebaran dengan cara memberikan bingkisan hadiah kepada keluarga dan sanak saudara. Perayaan Idul Fitri di Amerika dipusatkan di masjid-masjid setempat, hotel, maupun stadion lokal.

Demikian 10 tradisi unik dalam menyambut Idul Fitri di berbagai negara. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan