Metode dan Media Pembelajaran Jarak Jauh PJJ Pada Masa Pandemi

Gurubagi.com. Pembelajaran jarak jauh (distance education) atau disingkat PJJ merupakan bentuk pendidikan formal berbasis lembaga dengan guru dan peserta didik berada pada lokasi terpisah.

Dengan demikian, pembelajaran jarak jauh membutuhkan komunikasi interaktif untuk menghubungkan guru dan peserta didik serta berbagai sumber daya yang ada.

Pembelajaran jarak jauh bukanlah hal yang baru dalam sistem pendidikan. Peneraan metode pembelajaran ini sudah ada sejak tahun 1892 di Amerika Serikat

Pada saat itu, Universitas Chicago meluncurkan program pembelajaran jarak jauh pertamanya untuk tingkat pendidikan tinggi.

Pembelajaran jarak jauh dapat terjadi antara lain karena jauhnya jarak antara guru, peserta didik, dan pusat pengelola pendidikan.

PJJ lebih banyak mengandalkan pada penggunaan media daripada pembelajaran tatap muka. Media dalam PJJ dapat berupa media cetak, media audiovisual, maupun media elektronik.

Di dalam proses pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak harus selalu berada pada situasi bimbingan belajar.

Peserta didik dapat belajar belajar kapan saja, dimana saja, dan dapat memilih program-program pembelajaran sesuai kebutuhannya.

Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi

Semenjak pandemi Covid-19 melanda, dunia pendidikan seolah terhenti. Proses pembelajaran terpaksa berpindah dari sekolah ke rumah. Hal ini sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Tidak terasa hampir satu  tahun pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terus berupaya memastikan agar pembelajaran tetap dapat berlangsung meskipun dalam masa pandemi.

Baca : RPP Daring (Dalam Jaringan) : Tujuan, Fungsi, dan Langkah Penyusunannya

Pada awalnya banyak orang yang menganggap PJJ ini lebih rumit daripada pembelajaran tatap muka. Keterbatasan media untuk komunikasi secara jarak jauh menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan PJJ.

Belum lagi banyak keluhan wali peserta didik karena mereka kesulitan dalam memantau anak saat melaksanakan daring, dengan alasan memiliki kesibukan masing-masing.

Isu dalam penyelenggaraan PJJ sekarang ini adalah aksesibilitas dari PJJ bagi semua peserta didik dan guru. Pemerintah harus sadar adanya keterbatasan untuk mengakses internet dan juga kepemilikan sarana alat komunikasi.

Permasalahan ini sangat fundamental yang harusnya dapat teratasi terlebih dahulu oleh institusi pembelajaran dan pemerintah.

Diperlukan perencanaan, perancangan, penyusunan materi, dan komunikasi yang baru untuk mempersiapkan pembelajaran jarak jauh ini.

Guru dan lembaga pendidikan juga harus mengembangkan dan menggunakan metode dan gaya pembelajaran yang baru.

Pengembangan tersebut mulai dari instruksi langsung hingga mengelola strategi-strategi PJJ, memberi dukungan terhadap peserta didik, memfasilitasi diskusi jarak jauh, serta kebutuhan setiap individu. seperti fasilitas dan aksesibilitas.

Media dan Metode Pembelajaran Jarak Jauh

Salah satu bentuk pembelajaran jarak jauh ini adalah Belajar Dari Rumah (BDR). Terdapat dua jenis metode Belajar Dari Rumah, yaitu Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (PJJ Daring) dan PPJ Luar Jaringan (Luring).

PJJ Daring secara khusus menggabungkan media teknologi elektronik dan teknologi berbasis internet. Sedangkan PJJ Luring dapat melalui media siaran televisi, radio, modul belajar mandiri, bahan cetak maupun media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

Bentuk-bentuk penyampaian materi yang dapat dalam pembelajaran jarak jauh adalah sebagai berikut.

1. E-learning

Pembelajaran online sangat tergantung dengan keberadaan internet. Pembelajaran online terasa lebih tepat dan efektif dalam PJJ daripada metode lainnya.

Akan tetapi, pembelajaran online mengharuskan peserta didik dan guru untuk memiliki akses internet, perangkat seperti laptop atau smartphone, alat atau aplikasi online seperti chat room (ruang komunikasi) atau video conferencing, seperti Zoom dan Google Meet.

Pembelajaran online juga dapat dilengkapi dengan aplikasi lain yang menyimpan video dan dapat ditonton oleh peserta didik, seperti Youtube, Rumah Belajar (milik Kemendikbud), serta  Ruang Guru dan Quipper (milik swasta).

2. Bahan Tertulis

Pada saat pembelajaran online tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, maka solusi yang dapat diterapkan adalah dengan memanfaatkan buku pegangan.

Buku pegangan ini dapat berupa modul dari guru, Buku Paket, Lembar Kerja, maupun buku lainnya untuk sebagai sumber belajar.

3. Media Televisi

Apabila pembelajaran jarak jauh secara luring, dapat dengan mengakses lewat televisi dan radio. Guru dan peserta didik bisa memanfaatkan program Belajar dari Rumah lewat TVRI jika memiliki akses televisi.

Ketiga bentuk penyampaian materi PJJ tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pilihan seperti buku pegangan dari guru kepada peserta didik dan televisi sangat tidak efektif, karena mengharuskan peserta didik untuk belajar seorang diri tanpa komunikasi dua arah.

E-learning memang memiliki komunikasi yang jauh lebih baik, tetapi sangat tergantung kepada kepemilikan teknologi dan akses internet. Selain itu, tes dan tugas dari guru saat PJJ juga hanya bekerja baik dengan e-learning.

Dengan demikian, guru perlu mempertimbangkan secara tepat agar dapat memilih metode pembelajaran jauh jauh yang tepat sasaran.***

Tinggalkan Balasan