Contoh Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik dan Rekayasa (Bagian 1)

Contoh Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik dan Rekayasa (Bagian 1)

Gurubagi.com. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah ajang kompetisi penelitian ilmiah tahunan bagi siswa SMP dan SMA sederajat, baik berupa karya tulis maupun temuan (invention).

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Khusus untuk tingkat SMP, bidang ilmu yang dilombakan dalam OPSI adalah bidang IPA dan lingkungan, bidang IPS dan kemanusiaan, serta bidang teknik dan rekayasa.

Berikut ini dibagikan contoh Laporan Karya Ilmiah Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) SMP Bidang Teknik dan Rekayasa (bagian 1) berjudul Brikaca (Briket Kain Perca) sebagai Bahan Bakar Alternatif Rumah Tangga Ramah Lingkungan.

Contoh Karya Ilmiah OPSI Bidang Teknik dan Rekayasa jenjang SMP ini untuk referensi peserta OPSI yang akan membuat laporan karya ilmiah dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Contoh Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik dan Rekayasa
Contoh Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik dan Rekayasa

Peserta OPSI dapat mengembangkan sendiri laporan karya ilmiahnya dengan melihat contoh laporan Karya Ilmiah OPSI Bidang Teknik dan Rekayasa untuk jenjang SMP ini.

Judul

Brikaca (Briket Kain Perca) sebagai Bahan Bakar Alternatif Rumah Tangga Ramah Lingkungan.

Abstrak

Sampah kain perca akan menjadi masalah lingkungan apabila tidak dicarikan solusinya, karena merupakan bahan anorganik yang sulit terurai. Meskipun saat ini, kain perca lebih banyak dijadikan sebagai kerajinan tangan, tetapi sisa bahan kerajinan tersebut tetap menjadi sampah. Peneliti tergerak untuk memanfaatkan sampah kain perca menjadi briket bahan bakar, yang diberi nama Brikaca (briket kain perca).

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembuatan brikaca dan mengetahui efektifitas brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga. Penelitian berlokasi di SMP Negeri 1 Pringapus kabupaten Semarang.

Alat dan bahan pembuatan produk, meliputi: drum, pipa PVC, tungku, ayakan, dan corong. Sedangkan bahan yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu, limbah kain perca, tepung kanji, dan air. Teknik pembuatan brikaca meliputi proses karbonisasi dan proses pembriketan. Uji kelayakan produk dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat briket yang baik.

Berdasarkan hasil uji coba, diketahui bahwa brikaca memenuhi syarat sebagai briket yang baik. Brikaca efektif sebagai bahan bakar karena sebagai upaya mengatasi masalah sampah kain, murah, mudah dibuat, dan mampu meningkatkan laju pembakaran. Saran yang dapat dikemukakan adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penyempurnaan produk ini, khususnya dalam menghilangkan bau dan uji kandungan zat pada briket.

Latar Belakang

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang memiliki sejumlah industri tekstil, diantaranya PT Ungaran Sari Garmen, PT Kanasritek, PT Hoplun, dan PT Ungaran Indah Busana. Industri tekstil tersebut memiliki kesamaan karakteristik limbah, yaitu limbah padat berupa potongan-potongan kain sisa jahitan, yang dikenal dengan istilah kain perca. Bahan ini pada umumnya dianggap sebagai sampah anorganik, yang justru akan menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik.

Kain perca bukan merupakan limbah yang terbanyak dan masih sedikit industri yang mengolah limbah tersebut dibandingkan dengan misalnya limbah kertas atau plastik. Sementara ini, limbah kain perca dimanfaatkan oleh warga sekitar pabrik dalam bentuk daur ulang, antara lain dijadikan produk baru, seperti keset, boneka, dan pengisi bahan kasur (patal).

Produk yang dibuat dari limbah kain perca saat ini cenderung mengarah pada kerajinan limbah. Di dalam mendapatkan limbah kain perca, warga dapat langsung mendatangi kawasan industri tekstil dan membelinya di sana atau melalui jasa pematok khusus limbah kain.

Kemudahan dalam mendapatkan kain perca, memacu tumbuhnya kerajinan limbah di desa-desa sekitar lokasi pabrik, seperti halnya kerajinan keset dan patal di daerah tempat tinggal peneliti, yaitu desa Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang.

Meskipun limbah tekstil dari industri garmen tersebut sudah didaur ulang oleh warga menjadi barang bernilai jual, tetapi sisa kain yang tidak dapat digunakan lagi sebagai bahan keset dan patal, tetaplah menjadi sampah. Oleh warga, sampah kain ada yang dibiarkan menumpuk dan ada yang dibakar setelah cukup banyak jumlahnya.

Hal ini tentu menimbulkan masalah tersendiri. Timbunan sampah kain perca selain tidak nyaman dipandang mata, juga dapat menjadi media berkembangnya bibit penyakit. Kain perca juga akan sulit hancur selama bertahun-tahun lamanya jika tertimbun di dalam tanah, terlebih apabila kain tersebut dibuat dari serat sintetis.

Apabila dibakar dalam jumlah besar, akan berdampak pada lingkungan udara disekitarnya. Asap dan bau yang ditimpulkan dari pembakaran tersebut, dapat mengganggu pernapasan dan iritasi pada mata. Gumpalan kain perca yang bercampur dengan tanah dan sampah plastik dapat menyumbat saluran air, juga dapat mengakibatkan banjir.

Melihat kenyataan tersebut, maka perlu dicarikan solusi untuk mengatasi dampak negatif tumpukan sampah kain perca yang ada disekitar pemukiman warga. Peneliti tergerak untuk memanfaatkan sampah kain perca menjadi bahan berguna lainnya, yaitu sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang peneliti beri nama “Brikaca”, yang merupakan singkatan dari briket kain  perca.

Beberapa alasan peneliti memilih penelitian ini, pertama bahwa masih  banyak sampah limbah kain perca sisa pembuatan keset dan patal yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Kedua, masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak dan gas, sedangkan di sisi lain persediaan bahan bakar minyak dan gas semakin menipis. Ketiga, kurangnya pengetahuan warga masyarakat tentang pembuatan briket sebagai bahan bakar.

Brikaca diharapkan menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak dan gas, serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada umumnya, 1 kg briket mampu untuk memasak 6-7 jam. Dari segi ekonomi, penggunaan Brikaca ini tentu dapat menghemat biaya pembelian bahan bakar, karena murah. Sedangkan apabila dilihat dari aspek pembuatannya, Brikaca mudah dibuat karena menggunakan cara manual dan bahan-bahannya mudah diperoleh.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan  masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang ramah lingkungan?

2. Apakah Brikaca efektif digunakan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang ramah lingkungan.

2. Untuk mengetahui efektifitas Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga.

Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi  penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual tentang pemanfaatan limbah kain perca menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga ramah lingkungan.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti, sekolah, dan masyarakat. Bagi peneliti, kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah, khususnya tentang pembuatan briket dari kain perca.

Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik, untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik rekayasa. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, yang ingin membuat dan membuka peluang usaha dengan memanfaatkan limbah kain perca menjadi briket bahan bakar.

Contoh Laporan Karya Ilmiah OPSI Bidang Teknik Rekayasa jenjang SMP (bagian 1) selengkapnya dapat dibaca dan di unduh di sini.

Contoh Laporan Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik Rekayasa lainnya dapat dibaca pada tautan berikut.

Baca :

Demikian contoh Laporan Karya Ilmiah OPSI SMP Bidang Teknik dan Rekayasa (bagian 1). Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan